Pekan lalu, pengadilan Mesir memerintahkan pembebasan Alaa dan Gamal Mubarak sementara menunggu persidangan ulang kasus korupsi mereka. Demikian seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (26/1/2015).
Pembebasan keduanya bisa semakin memicu ketegangan di Mesir. Terlebih setelah bentrokan maut yang terjadi antara para demonstran dan aparat keamanan Mesir pada Minggu, 25 Januari, atau bertepatan dengan peringatan aksi demo besar-besaran tahun 2011. Setidaknya 25 orang tewas dalam berbagai bentrokan yang terjadi di sejumlah wilayah Mesir pada Minggu (25/1) tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak warga Mesir yang memandang kekuasaan Mubarak sebagai periode kapitalisme yang memperkaya kaum elite, namun mengabaikan jutaan warga miskin.
Para aktivis pro-demokrasi menuding Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengembalikan Mesir ke bentuk pemerintahan otoriter, yang menjadi karakter kekuasaan Mubarak selama tiga dekade. Tudingan ini berulang kali dibantah pemerintahan al-Sisi.
(ita/ita)