Sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (16/1/2014), juru bicara jaksa federal Belgia Eric Van Der Sypt menyatakan tewasnya dua orang tersebut terjadi dalam salah satu dari lusinan operasi pemberantasan terorisme pada Kamis (15/1) waktu setempat.
Operasi yang menewaskan dua orang itu terjadi di kota Verviers. Orang ketiga ditahan di sebelah timur kota itu. Disebut, suasana operasi diliputi hujan tembakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam operasi lainnya, polisi mendatangi sejumlah rumah yang ditinggali orang-orang bekas pejuang Syria. Van Der Sypt menyatakan orang-orang tersebut diduga merencanakan serangan terhadap sejumlah kantor polisi.
"Pencarian telah dilanjutkan ke arah sel operasi yang dihuni orang-orang yang kembali dari Syria," kata Van Der Sypt.
Jaksa federal Belgia menyebut negaranya sedang diliputi "serangan teroris dalam skala besar". Penyelidikan terhadap aksi terorisme di Belgia ini dimulai sebelum 7 Januari alias lebih awal dari peristiwa terorisme di Prancis.
Sebelumnya terjadi peristiwa penembakan yang menewaskan 17 orang di Paris, tepatnya di lingkungan kantor koran satir Charlie Hebdo. Namun Van Der Sypt menyatakan ini tak ada hubungannya dengan kejadian di Paris.
"Untuk saat ini, tak ada hubungannya dengan serangan di Paris," katanya.
Namun demikian sebelumnya, Belgia telah berhasil mengamankan seorang pria di Belgia selatan yang memasok persenjataan untuk Amedy Coulibaly. Sebagaimana diketahui, Coulibaly adalah pembunuh dari empat orang di toko bahan makanan milik Yahudi Paris setelah serangan terhadap Charlie Hebdo.
(dnu/jor)