Tidak hanya itu, Hamas juga menyindir pernyataan pemimpin Israel yang berusaha menyamakan serangan terorisme di Prancis dengan Hamas. Selama ini, Hamas masuk dalam daftar organisasi terorisme yang dirilis negara-negara Barat.
"Hamas menekankan bahwa posisinya terhadap peristiwa yang terjadi di Paris, sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Internasional Union of Muslim Scholars yang mengecam serangan terhadap majalah Charlie Hebdo dan bahwa perbedaan pendapat tidak bisa menjadi pembenaran untuk pembunuhan orang tak berdosa," demikian pernyataan langka Hamas dalam bahasa Prancis, seperti dilansir Reuters, Senin (12/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hamas menyebut pernyataan Netanyahu itu sebagai 'upaya putus asa'. "Perjuangan dari orang-orang kami berada di satu sisi dan terorisme di dunia berada di sisi lain," sebut Hamas.
Konflik antara Hamas dengan Israel yang berlangsung selama 50 hari pada pertengahan tahun 2014 lalu menewaskan lebih dari 2.100 warga Palestina, yang sebagian besar warga sipil. Sedangkan sebanyak 67 tentara Israel dan 6 warga sipil di Israel juga tewas dalam konflik tersebut.
Sementara itu, pada Jumat (9/1) lalu, pemimpin kelompok Hizbullah juga mengomentari serangan terorisme di Prancis. Hizbullah menyatakan bahwa serangan terorisme di Prancis lebih membahayakan Islam dari kartun ataupun buku manapun.
(nvc/ita)