Tidak hanya itu, MI5 juga menyatakan bahwa intelijen mungkin tidak akan mampu menghentikan rencana militan-militan tersebut. Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (9/1/2015).
"Kita tahu... bahwa sebuah kelompok inti teroris Al-Qaeda di Suriah tengah merencakan serangan massal terhadap negara Barat," ucap kepala MI5, Andrew Parker kepada wartawan di London sehari setelah serangan brutal terhadap kantor Charlie Hebdo di Paris, Prancis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parker menyatakan, militan yang baru pulang ke negara-negara Barat setelah berjihad di Suriah berpotensi membahayakan. Mereka membawa sebuah ideologi menyimpang yang bisa mendorong mereka untuk melakukan serangan di negara asalnya.
Meskipun kini ISIS yang paling gencar melontarkan ancaman, sebut Parker, pelaku jihad dari militan jaringan Al-Qaeda juga berbahaya.
"Kita masih menghadapi rencana yang kompleks dan penuh ambisi yang mengikuti pendekatan Al-Qaeda dan penirunya yang sayanganya, disusun dengan baik -- upaya untuk memicu korban jiwa dalam skala besar, seringkali dengan menyerang sistem transportasi publik atau target menjadi ikon," sebut Parker.
Direktur Jenderal MI5 sebelumnya menyebutkan serangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo merupakan pengingat yang buruk bagi ancaman yang dihadapi negara Barat. MI5 telah menggagalkan tiga rencana serangan terorisme dalam beberapa bulan terakhir.
Parker menyerukan adanya kekuatan lebih luas untuk mengidentifikasi dan mengawasi para tersangka, terutama setelah skandal intelijen mantan kontraktor National Security Agency (NSA) Edward Snowden.
(nvc/nwk)