Serangan brutal yang dilakukan kakak-beradik Cheriff Kouachi (34) dan Said Kouachi (32) serta Hamid Mourad (18) tercatat serangan terorisme terburuk di Prancis dalam waktu setengah abad terakhir. Sedikitnya 12 orang termasuk 2 polisi tewas, sedangkan 11 orang lainnya luka-luka dalam serangan tersebut.
Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengumumkan bahwa ada sekitar 88 ribu tentara dan polisi yang dikerahkan untuk memburu kedua pelaku. Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (9/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sayangnya, kedua pelaku berhasil melarikan diri sebelum polisi berhasil menyergap mereka. Kedua pelaku dilaporkan tidak memiliki transportasi atau melarikan diri dengan berjalan kaki.
Kendati demikian, polisi menambahkan, kedua pelaku masih berbahaya karena setidaknya membawa satu pucuk senapan Kalashnikov.
Unit khusus kepolisian Prancis dikerahkan ke lokasi yang berada di kawasan pedesaan Aisne, timur laut Paris. Polisi dan tentara setempat dengan dibantu helikopter menyusuri kawasan hutan yang diduga menjadi persembunyian pelaku.
Para polisi dengan rompi anti peluru dan senjata lengkap menggeledah gedung dan rumah yang ada di kawasan tersebut, sembari ditonton oleh warga setempat yang juga cemas karena pelaku belum ditangkap.
"Saya tinggal di dekat hutan. Saya takut. Malam segera tiba dan mereka bisa saja bersembunyi di dekat saya," ucap seorang nenek warga desa setempat, Roseline.
Dari tiga pelaku, satu pelaku yakni Mourad telah menyerahkan diri pada Rabu (7/1) malam. Sedangkan sebanyak 9 orang lainnya, menurut Cazenueve, telah ditangkap terkait kasus tersebut. Mereka yang ditangkap merupakan kenalan kedua pelaku yang masih buron.
(nvc/nrl)