Seruan tersebut dipublikasikan di situs Kementerian Luar Negeri Libya pada Rabu (7/1) seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (8/1/2015). Kementerian juga merilis statemen mengenai ancaman untuk menembak jatuh pesawat sipil dan militer Turki yang telah diposting di laman Facebook, yang diduga milik Angkatan Udara Libya.
"Statemen tidak bertanggung jawab yang melanggar hukum internasional ini benar-benar tak bisa diterima. Kami mengecam keras statemen bermusuhan seperti ini yang menargetkan Turki," demikian statemen Kementerian Luar Negeri Libya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak warga Turki telah menjalankan seruan pemerintah mereka untuk meninggalkan Libya yang dilanda pertumpahan darah, yang ditimbulkan oleh faksi-faksi yang bertikai dan tidak berfungsinya pemerintah pusat. Namun saat ini, sebagian warga Turki masih terus mengelola restoran dan toko di Libya.
Beberapa bulan terakhir, hubungan Turki dan Libya memburuk. Tahun lalu, perwakilan khusus Turki untuk Libya menjadi utusan asing pertama yang secara terbuka menemui otoritas di Tripoli yang tidak diakui internasional. Hal ini memicu tudingan bahwa Turki memiliki agenda asing, yang juga telah membuat negeri itu dimusuhi beberapa bekas sekutunya di wilayah tersebut.
(ita/ita)