Seperti diumumkan Presiden Prancis Francois Hollande dalam pidatonya, masa berkabung ini berlangsung selama tiga hari, terhitung sejak Kamis (8/1) waktu setempat. Demikian seperti dilansir Reuters, Kamis (8/1/2015).
Warga serta gedung-gedung dan kantor yang ada di Prancis diminta untuk mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk penghormatan bagi para korban, terutama 12 korban yang tewas dalam serangan brutal tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun PM Valls menyebut masih terlalu dini untuk menilai apakah otoritas setempat terlalu meremehkan ancaman, yang mungkin ditimbulkan pelaku yang pernah terjerat kasus terorisme sebelumnya.
"Karena mereka dikenal, maka seharusnya mereka terus dibuntuti," ucap PM Valls kepada media setempat, RTL radio.
"Kita harus memikirkan korban. Hari ini adalah hari berkabung," imbuhnya.
Dalam pernyataannya kepada publik, Presiden Hollande menyerukan agar warga Prancis tidak terpecah akibat insiden ini dan tetap mengutamakan persatuan.
"Ini merupakan serangan terhadap kebebasan. Kita harus menjadi diri kita sendiri, dan kita harus menyadari bahwa senjata terbaik kita adalah persatuan kita. Tidak ada yang bisa memisahkan atau menjauhkan kita," tegasnya dalam pernyatan via televisi nasional pada Rabu (7/1) malam waktu setempat, seperti dilansir Euronews.
"Prancis merupakan negara hebat ketika berada di bawah tekanan. Kita jauh lebih kuat dari musuh-musuh kita ketika kita bersatu," serunya.
(nvc/ita)











































