Sembari menahan udara dingin yang menusuk kulit, mereka meneriakkan "I am Charlie" sebagai solidaritas atas mereka yang tewas dalam insiden berdarah di kantor Charlie Hebdo. Demikian seperti diberitakan AFP, Kamis (8/1/2015).
Sekitar 200 hingga 300 warga Amerika Serikat dan Prancis berkumpul di depan Newseum, museum di Washington yang didedikasikan untuk berita. Mereka melambai-lambaikan bendera-bendera Prancis dan kertas bertuliskan "Je suis Charlie" atau dalam bahasa Inggris berarti "I am Charlie".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami masih terguncang," tutur Lagarde seperti dilansir kantor berita AFP.
Sementara di Union Square, New York, ratusan orang, kebanyakan warga Prancis juga berkumpul untuk mengecam penembakan Charlie Hebdo. Di tengah terpaan udara dingin bersuhu minus 20 derajat Celcius, massa menyanyikan lagu La Marseillaise dan meneriakkan "Charlie, Charlie."
"Saya jurnalis. Saya generasi Charlie, kami semua Charlie," cetus seorang demonstran, Mylene Mass. "Itu mengerikan. Namun mereka tidak berhasil. Mereka membuat seluruh Prancis mengambil sikap yang sama," imbuh wanita berumur 28 tahun itu.
Aksi solidaritas serupa juga berlangsung di sejumlah kota di Kanada, seperti di Ottawa, Montreal, dan Quebec. Aksi-aksi serupa juga digelar di belahan dunia lainnya, termasuk di Moskow, London dan Tokyo. Bahkan di Prancis sendiri, lebih dari 100 ribu orang berkumpul di sejumlah wilayah untuk mengecam pembantaian di Paris tersebut.
(ita/ita)