Ketegangan Politik di Bangladesh, Pemimpin Oposisi 'Ditahan' di Kantornya

Ketegangan Politik di Bangladesh, Pemimpin Oposisi 'Ditahan' di Kantornya

- detikNews
Senin, 05 Jan 2015 12:43 WIB
Khaleda Zia pada November 2014 lalu (AFP)
Dhaka - Dua tokoh pemimpin wanita Bangladesh, Perdana Menteri Sheikh Hasina dengan pemimpin oposisi Khaleda Zia terlibat pertikaian politik. Saat ini, pemimpin oposisi Bangladesh 'ditahan' di dalam kantornya oleh polisi setempat.

Namun demikian, Zia yang merupakan pemimpin partai oposisi Bangladesh Nationalist Party (BNP) tetap memerintahkan pendukungnya untuk menggelar unjuk rasa antipemerintah secara besar-besaran. Demikian seperti dilansir AFP, Senin (5/1/2015).

Ketegangan politik semakin parah setelah terpilihnya kembali PM Hasina untuk periode ketiga dalam pemilu pada awal tahun 2014 lalu. Pemilu tersebut menuai aksi boikot dari oposisi karena dianggap tidak mencerminkan demokrasi, yang mana Hasina sudah direncanakan menang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, selang 12 bulan setelah pemilu atau pada peringatan setahun setelah pemilu kontroversial pada 5 Januari 2014 lalu, ketegangan berlanjut. Zia yang merupakan musuh politik Hasina menyerukan kepada pendukungnya untuk menggelar protes bertemakan 'Hari Pembunuhan Demokrasi'.

Dari tempatnya ditahan, Zia mendorong para aktivis dan pendukungnya untuk turun ke jalanan demi mendorong PM Hasina menggelar pemilu multipartai yang baru dan demokratis. Namun, diketahui bahwa otoritas setempat melarang adanya aksi unjuk rasa sejak Minggu (4/1) malam, ketika Zia ditahan di dalam kantornya.

Zia yang sudah dua periode menjabat PM Bangladesh ini memang tidak secara resmi ditangkap dan ditahan. Namun sejak Sabtu (3/1), kepolisian setempat telah mengepung dan menjaga kantornya yang ada di wilayah Gulshan dengan ketat.

Polisi bahkan melarang Zia untuk meninggalkan kantornya, ketika dia hendak mengunjungi kerabatnya yang sakit. Sementara itu, markas utama BNP di Dhaka telah disegel polisi sejak Sabtu (3/1) tengah malam, dengan mobil polisi menjadi barikade di jalanan sekitarnya.

Seorang pejabat BNP menyebutkan, sedikitnya 400 pendukung BNP ditangkap polisi, termasuk dua tokoh senior partai, menjelang peringatan pemilu kontroversial ini. Keributan sempat terjadi di dekat kantor Zia pada Minggu (4/1) waktu setempat, ketika mantan Presiden Bangladesh dari BNP, Badruddoza Chowdhury dilarang menemuinya.

"Dia (Zia-red) disekap. Ini merupakan penghinaan bagi demokrasi," sebut presiden Bangladesh ke-13 ini.

Masih pada hari yang sama, Minggu (4/1), ajudan dan juga pengacara Zia, Khandakar Mahbub Hossain berhasil menemuinya. Kepada wartawan setempat setelahnya, Hossain menyatakan, Zia mendorong pendukungnya untuk terus menggelar unjuk rasa hingga pemerintahan PM Hasina lengser.


(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads