1. Insiden 'Kacang' Putri Bos Korean Air
(Foto: Reuters)
|
Cho tidak terima pramugari menyajikan kacang dalam kemasan bukan di piring kepadanya yang duduk di kelas satu. Cho juga menyuruh mereka berlutut di hadapannya sambil diomeli. Insiden ini memaksa penerbangan ke Seoul ditunda dan sang pilot harus membawa kembali pesawat ke gerbang Airport John F Kennedy.
Setelah peristiwa ini diberitakan publik, Cho mengundurkan diri dari jabatannya dan meminta maaf. Cho mengatakan hal itu pada konferensi pers pada hari Jumat (12/12) lalu. Dia mengaku menyesali perilakunya.
Ayahnya, CEO Korean Air, Cho Yang-Ho, juga meminta maaf atas apa yang telah dilakukan putrinya. Dia menyebut perilaku putinya sebagai "tindakan bodoh". Cho Yang Ho merupakan salah satu keluarga koenglomerat di Korea Selatan yang biasa disebut Chaebol. Insiden kacang macademia ini memicu kemarahan publik Korsel.
Sedangkan Heather Cho sendiri seperti dilansir BBC, Minggu (14/12/2014), meminta maaf secara pribadi dengan mendatangi rumah kedua pramugari itu. Namun sayang, keduanya sedang tidak ada rumah, sehingga Cho meninggalkan pesan maaf secara tertulis untuk mereka.
2. Pesawat Rusia Nyaris Tabrakan dengan Pesawat Komersil di Swedia
Peswat SAS yang sedang terbang (Foto: AFP)
|
Scandinavian Airlines merupakan flag carrier dari 3 negara Skandinavia yakni Norwegia, Denmark dan Swedia. Insiden ini diungkapkan oleh Angkatan Udara (AU) Swedia. KSAU Swedia Mayjen Micael Byden mengatakan bahwa transponder pesawat intelijen Rusia itu dimatikan, dengan tujuan tidak terpantau radar untuk pesawat komersial.
Namun militer Swedia melihat ada pesawat mencurigakan dan segera mengirimkan pesawat tempur untuk mengejar dan mencegat pesawat misterius itu. Pihak militer Swedia kemudian mengidentifikasi pesawat itu sebagai pesawat intelijen Rusia. Pesawat SAS rute Kopenhagen-Denmark menuju Pozan-Polandia itu akhirnya diingatkan oleh ATC Swedia untuk menghindari pesawat intelijen Rusia itu.
"Ini serius. Ini tak pantas. Ini bisa berbahaya bila Anda mematikan transponder," kata Menteri Pertahanan Swedia Peter Hultqvist yang disiarkan radio Swedia seperti dilansir dari CNN.
Soal tuduhan ini, Rusia hanya menegaskan bahwa pesawatnya terbang dengan aman dan tak pernah membahayakan pesawat lain atau nyaris bertabrakan. Jubir Kemenhan Rusia Mayjen Igor Konashenkov mengatakan bahwa pesawat telah mengikuti keamanan penerbangan dengan menjaga jarak aman dari pesawat sipil. Dua pesawat saat di udara, jaraknya tidak pernah lebih dekat dari 42 mil.
"Tak ada prasyarat untuk kecelakaan udara," jelas Konashenkov melalui kantor berita Rusia.
3. Insiden Siram Air Panas di Air Asia
(Foto: Weibo-Bangkok Post)
|
Seperti dilansir AFP, Sabtu (13/12/2014), Thai AirAsia dengan nomor penerbangan FD9101 ini lepas landas dari Bandara Don Mueang, Bangkok untuk terbang ke Nanjing, China. Pesawat membawa 174 penumpang dan enam awak pesawat. Dalam insiden yang terjadi pada Kamis (11/12) sore, pesawat terpaksa terbang kembali ke Bangkok, setelah salah satu penumpangnya menyerang pramugari pesawat.
"Dalam penerbangan, seorang penumpang wanita asal China tidak puas dengan pelayanan penerbangan dan ketika awak kabin datang, dia melemparkan air panas ke awak kabin tersebut," terang pihak Thai AirAsia dalam pernyataannya.
Namun pejabat maskapai tersebut menyebut penumpang wanita itu bersama rekannya marah karena tidak mendapat tempat duduk berdampingan. Seorang penumpang lainnya akhirnya berpindah tempat agar keduanya (penumpang wanita dan rekannya) bisa duduk berdampingan. Namun setelah itu, penumpang wanita itu tetap marah hingga akhirnya terjadilah insiden siram air panas tersebut.
Pilot pesawat, yang saat itu masih berada di wilayah udara Thailand, memutuskan untuk terbang kembali ke Bandara Don Mueang, di mana empat penumpang asal China diturunkan dari pesawat dan kemudian ditahan polisi setempat.
Halaman 2 dari 4