Seperti dilansir Reuters, Selasa (9/12/2014), ratusan orang dilaporkan tewas di Xinjiang dalam waktu 2 tahun terakhir. Sebagian besar tewas dalam aksi kekerasan antara warga mayoritas Han dan etnis minoritas muslim Uighur.
Pemerintah China sendiri cenderung menyalahkan militan dari Xinjiang atas berbagai serangan dan aksi kekerasan yang terjadi di wilayah China lainnya, termasuk Beijing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan kantor berita Xinhua, lima terdakwa lainnya dalam kasus yang sama dijatuhi vonis penjara seumur hidup. Sedangkan empat terdakwa lainnya dijatuhi hukuman penjara yang lebih ringan.
Para terdakwa yang terlibat dalam serangan pada April lalu, menurut Xinhua, berada di bawah komando anggota East Turkestan Islamic Movement yang dilarang oleh otoritas China. East Turkestan merupakan sebutan bagi Xinjiang yang sering digunakan oleh etnis Uighur.
Menurut Xinhua, kelompok tersebut berkumpul dan mendengarkan materi-materi ekstremis, kemudian juga melakukan uji coba serangan bom dan berencana pergi ke luar negeri.
Pemerintah China kerap menyalahkan East Turkestan Islamic Movement atas serangkaian serangan maut di wilayahnya, meskipun banyak pengamat serta organisasi HAM yang meragukan keberadaan kelompok tersebut sebagai kelompok solid.
(nvc/mad)