Rahim yang dikenal sebagai mahasiswa pendiam oleh rekan-rekannya ini, ingin bisa bertempur bagi ISIS demi pendirian Daulah Islamiyah yang selama ini diserukan militan keji tersebut.
"Ketika ratusan warga asing, baik pria maupun wanita, meninggalkan kehidupan nyaman mereka dan bergabung dengan Daish (ISIS), lalu kenapa bukan kita?" ucap Rahim, seperti dilansir Reuters, Senin (8/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kelompok militan garis keras di wilayah etnis antara Afghanistan dan Pakistan bahkan menyatakan sumpah setia kepada ISIS. Namun pembentukan kelompok rahasia oleh mahasiswa setempat menjadi indikasi paling jelas bahwa gagasan dan pengaruh ISIS telah meluas, tidak hanya di wilayah Irak dan Suriah saja.
"Beberapa mahasiswa yang dekat dengan kami, pergi ke Suriah untuk bergabung dengan saudara-saudara kami demi tujuan suci," tutur mahasiswa Afghanistan lainnya, bernama Gul Rahman sambil memegang telepon genggam dengan logo ISIS pada layarnya.
Mahasiswa-mahasiswa ini berbicara di sebuah kedai teh yang jauh dari kampus mereka. Mereka mengaku terinspirasi kesuksesan ISIS di Timur Tengah dan melihatnya sebagai kesempatan baik untuk membawa kekuasaan Islam di Asia.
Meksipun dengan jujur mereka mengakui takut ditangkap polisi jika teridentifikasi mendirikan organisasi rahasia bagi ISIS. Namun mereka bersedia memberikan nama mereka karena tergolong sangat umum dan banyak digunakan warga setempat, sehingga mereka yakin otoritas Afghanistan tidak akan mudah mengidentifikasi mereka.
Kabul University sendiri telah sejak lama banyak memiliki mahasiswa dengan pandangan radikal, baik di bawah pendudukan Soviet ketika mahasiswa memihak pemberontak maupun di bawah kekuerasan Taliban pada tahun 1900-an.
Rahim dan Rahman sama-sama menuturkan bahwa mereka ingin bertempur untuk ISIS di Irak dan Suriah, karena ISIS sendiri belum memiliki keberadaan kuat di Afghanistan. Mereka juga mengaku tidak lagi mendukung Taliban, yang menurut mereka, sudah jauh menyimpang dari doktrin agama dan hanya mengejar kekuasaaan saja.
"Taliban lebih seperti gerakan politik, tapi Daish (ISIS) murni Islamis," sebut Rahim.
(nvc/mad)