Insiden penembakan berbau rasial kembali terjadi di wilayah Amerika Serikat. Seorang polisi di Phoenix, Amerika Serikat menembak mati seorang pria kulit hitam yang dicurigai menjual narkoba.
Kepolisian Phoenix, seperti dilansir Reuters, Jumat (5/12/2014), menuturkan pria bernama Rumain Brisbon (34) ini berada di dalam mobilnya, yang berhenti di luar minimarket setempat pada Selasa (2/12) lalu. Dua saksi mata melapor kepada polisi yang berpatroli di sekitar lokasi, bahwa mobil yang ditumpangi Brisbon tersebut menjual narkoba.
Dalam pernyataannya, kepolisian Phoenix menyatakan bahwa polisi tersebut kemudian meminta bantuan personel lain. Namun dia sempat melihat Brisbon bergerak dan seperti memindahkan sesuatu dari kursi penumpang di belakang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Si polisi kemudian mengejar Brisbon hingga akhirnya berhasil menangkapnya dan keduanya terlibat pergulatan sengit. Saat pergulatan tersebut, polisi meyakini dirinya merasakan ada pistol di dalam saku Brisbon.
"Polisi memberikan perintah agar dia tiarap tapi dia menolak, dan malah berteriak dan memaki petugas," demikian pernyataan kepolisian Phoenix.
Pada saat itu, salah satu penghuni apartemen membuka pintu dan kedua pria tersebut masuk ke dalam rumah penghuni apartemen tersebut. Dalam pergulatan tersebut, si polisi gagal untuk memegangi tangan Brisbon yang diyakini memegang pistol di dalam saku celananya.
"Takut karena Brisbon memiliki pistol di dalam sakunya, petugas melepas tembakan dua kali ke bagian dada Brisbon," imbuh pernyataan tersebut.
Usai tembakan dilepas, personel kepolisian yang lain tiba di lokasi. Brisbon yang terkena tembakan sempat mendapat perawatan medis, namun akhirnya dia dinyatakan tewas di lokasi kejadian.
Kepolisian setempat menyebutkan, Brisbon diketahui membawa sebotol pil oxycodone, sebuah senapan semi-otomatis dan sebuah toples yang diyakini berisi mariyuana di dalam mobilnya. Sedangkan polisi berusia 30 tahun tersebut tidak mengalami luka apapun.
(nvc/ita)