Seperti dilansir Reuters, Kamis (27/11/2014), Joshua mulai diadili atas dakwaan menghalangi perintah pengadilan. Dia ditangkap pada Rabu (26/11) saat terlibat bentrok dengan polisi yang membersihkan lokasi unjuk rasa di Mong Kok.
Selain Joshua, aktivis yang juga anggota parlemen Leung Kwok-hung juga dilarang mendekati kawasan Mong Kok. Menurut radio RTHK, keduanya dijerat dakwaan menghalang-halangi eksekusi pengadilan soal pembersihan lokasi unjuk rasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joshua, Leung dan Lester Shum yang juga pemimpin unjuk rasa di Hong Kong, ditangkap bersama dengan 100 orang lainnya di Mong Kok dalam bentrokan yang terjadi dua hari terakhir. Kelompok gerakan mahasiswa Scholarism yang menaungi Joshua membenarkan adanya larangan pengadilan tersebut.
Tidak dijelaskan lebih lanjut soal penahanan Lester Shum yang berasal dari Hong Kong Federation of Students (HKFS). Meskipun unjuk rasa ini tidak memiliki struktur kepemimpinan formal, Joshua dan Lester merupakan sosok yang dianggap sebagai pemimpin oleh para mahasiswa dan pelajar yang ikut serta dalam aksi ini.
Para demonstran menuntut pencalonan terbuka bagi pemilihan pemimpin Hong Kong yang akan digelar pada 2017 mendatang. Sebabnya, selama ini para kandidat dianggap sebagai 'titipan' otoritas China, yang masih menguasai pemerintah Hong Kong.
Kawasan Mong Kok, selama beberapa bulan terakhir, telah menjadi lokasi unjuk rasa utama dan juga menjadi lokasi bentrokan antara demonstran dengan polisi yang berusaha membubarkan mereka.
Proses pembersihan yang dilakukan pada Rabu (26/11) merupakan yang kedua kalinya dilakukan dalam beberapa minggu terakhir. Dengan didampingi pekerja dan panitera pengadilan, polisi melakukan pembersihan perempatan Nathan Road di Mong Kok seperti diperintahkan pengadilan Hong Kong.
Namun upaya ini mendapat perlawanan dari demonstran, sebelum akhirnya berhasil dilaksanakan beberapa jam kemudian. Usai dibersihkan, arus lalu lintas di Nathan Road kembali normal.
Ketika para demonstran kembali berkumpul dan berusaha menyerbu kawasan Mong Kok, personel kepolisian bersenjata lengkap yang menjaga lokasi menggagalkan upaya mereka. Dengan menggunakan semprotan merica dan tongkat, polisi berhasil mempertahankan kawasan Mong Kok.
Sejumlah demonstran harus dirawat di rumah sakit atas cedera kepala yang diderita setelah bentrok dengan polisi.
(nvc/nwk)