Warga setempat, seperti dilansir Reuters, Rabu (26/11/2014), menuturkan bahwa sedikitnya ada 15 jasad pasien Ebola yang ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan dekat sebuah rumah sakit di kota Kenema.
Tiga jasad diantaranya sengaja ditempatkan di pintu masuk rumah sakit untuk menghalangi orang-orang yang hendak masuk ke rumah sakit. Kepala Tim Tanggap Ebola setempat, Abdul Wahab Wan menyebutkan bahwa jasad yang 'dibuang' tersebut termasuk dua bayi yang tewas akibat Ebola.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal ini, otoritas setempat mengaku menyadari bahwa uang saku mingguan belum dibayarkan. Namun demikian, otoritas setempat menyatakan bahwa seluruh anggota Tim Penguburan Ebola yang ikut dalam protes, akan dipecat.
"Menampilkan mayat dengan cara yang sangat, sangat tidak manusiawi benar-benar tidak bisa diterima," tutur juru bicara Pusat Penangananan Ebola Nasional, Sidi Yahya Tunis.
Tunis menambahkan, pemerintah pusat sebenarnya telah membayarkan seluruh gaji dan bonus bagi pekerja tanggap Ebola kepada tim pengelolaan kesehatan masing-masing distrik.
"Seseorang, pihak tertentu harus diselidiki (untuk mencari tahu) mengapa uang ini tidak diterima," ucapnya kepada Reuters.
Pekerja medis yang menangani Ebola di Liberia dan Sierra Leone telah berulang kali melakukan aksi protes dan mogok kerja terkait gaji dan kondisi kerja yang berbahaya.
Sierra Leone telah menjadi salah satu negara Afrika Barat yang menjadi sorotan karena Ebola. Sejak Maret lalu, tercatat nyaris 5.500 orang tewas akibat virus mematikan ini.
(nvc/mad)