"Ada perjuangan panjang di depan kita," tutur Anthony Banbury dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB seperti dilansir New Straits Times, Sabtu (22/11/2014). Pertemuan ini digelar dua bulan setelah DK PBB menyatakan wabah Ebola sebagai ancaman bagi keamanan dunia.
Menurut Banbury, perang melawan Ebola akan membutuhkan banyak peningkatan dalam sumber daya di lapangan, di wilayah geografis yang menyebar. Hal itu disampaikan kepala Misi PBB untuk Respons Darurat Ebola (UNMEER) lewat video conference.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita masih sangat, sangat jauh dari mengakhiri krisis ini," tegasnya.
Data terbaru menunjukkan adanya penurunan dalam jumlah kasus-kasus Ebola di Guinea dan Liberia, negara yang paling parah dilanda wabah virus berbahaya ini. Namun pekan lalu, 533 kasus baru dilaporkan di Sierra Leone -- angka mingguan tertinggi sejak wabah Ebola melanda negeri Afrika Barat itu.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, sudah 5.420 orang meninggal di delapan negara akibat wabah Ebola. Disebutkan bahwa sejak akhir Desember 2013, tercatat total 15.145 orang tertular Ebola.
(ita/ita)