Obat Sterilisasi Massal di India Ternyata Mengandung Zat Kimia Racun Tikus

Obat Sterilisasi Massal di India Ternyata Mengandung Zat Kimia Racun Tikus

- detikNews
Sabtu, 15 Nov 2014 14:55 WIB
Ilustrasi
New Delhi - Fakta di balik program sterilisasi maut yang sejauh ini menewaskan 15 wanita di India, perlahan terkuak. Obat yang digunakan dalam sterilisasi tersebut ternyata mengandung zat kimia yang biasa digunakan dalam racun tikus.

Hasil pemeriksaan awal terhadap obat tablet antibiotik ciprocin yang digunakan dalam operasi tubektomi tersebut, menunjukkan adanya kandungan zinc phosphide. Demikian disampaikan pemimpin otoritas Bilaspor, Siddhartha Pardeshi kepada Reuters, Sabtu (15/11/2014).

Obat antibiotik tersebut diberikan kepada lebih dari puluhan wanita yang ikut dalam program sterilisasi massal yang digelar pada Sabtu, 8 November lalu. Sedikitnya 15 wanita tewas setelah menjalani operasi, sedangkan puluhan wanita lainnya masih menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pardeshi menyatakan, otoritas setempat memeriksa tablet antibiotik tersebut setelah mendapat laporan adanya temuan zat kimia zinc phosphide di sekitar pabrik Mahawar Pharmaceuticals, sebuah perusahaan farmasi yang tengah diselidiki otoritas setempat terkait tragedi maut ini.

Menurut Pardeshi, sampel tablet tersebut dikirimkan ke laboratorium di New Delhi dan Kalkuta untuk memastikan apakah benar tablet tersebut terkontaminasi zat kimia berbahaya tersebut.

"Tapi ini yang kami antisipasi. Gejala-gejala yang ditunjukkan para pasien sesuai dengan keracunan zinc phosphide," ucapnya.

Penyelidikan menyeluruh dan mendalam tengah dilakukan otoritas setempat. Salah satunya soal mengapa obat dalam program sterilisasi ini harus dibeli di wilayah setempat, padahal pemerintah memiliki cukup persediaan obat di Badan Pengadaan Pusat.

"Tidak ada insentif untuk mendapat obat secara lokal, jadi kita perlu menyelidiki mengapa harus dilakukan demikian. Ini berarti ada sesuatu yang tidak benar," sebut Menteri Kesehatan wilayah Chhattisgarh, Amar Agarwal.

Direktur pengelolaan perusahaan farmasi tersebut, Ramesh Mahawar telah ditangkap polisi bersama dengan anaknya. Kepada polisi, keduanya mengaku tidak bersalah dalam kasus ini.

(nvc/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads