Demikian disampaikan Ple Priatna, pejabat KBRI Wellington dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (14/11/2014).
Dalam acara yang digelar 12 November waktu setempat, sejumlah barista di Wellington menyeduh, mencicipi aroma kopi Indonesia dalam sesi coffee cupping saat demo kopi Indonesia, khususnya kopi arabika Jawa Barat produksi PT Javanero. Setelah melakukan cupping, para peserta mengakui keunikan rasa dan aroma kopi Jawa Barat produksi PT Javanero ini yang digambarkan memiliki rasa yang segar, nikmat, dengan rasa manis dan tingkat keasaman (acidity) yang seimbang, serta rasa jeruk yang cukup kental. Para barista yang hadir sangat berminat untuk menjalin kerja sama dagang lebih lanjut mengingat kopi produksi PT Javanero ini memiliki potensi untuk merambah pasar Selandia Baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur PT Javanero, Indi Soemardjan, menyampaikan sejarah industri kopi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1700-an, yaitu ketika kopi Jawa menjadi kopi termahal di pasar komoditas di Amsterdam. Dia juga memberikan penjelasan mengenai produknya kepada para undangan.
Prosesi coffee cupping yang dipandu oleh Indi Soemardjan ini, dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik rasa dan aroma kopi Jawa Barat serta memperoleh tanggapan dari para barista dan pemilik kedai kopi di Wellington. Para barista yang juga memiliki kualifikasi sebagai Q Grader atau ahli perasa dan pencium kopi dengan sertifikasi internasional yang diterbitkan oleh Specialty Coffee Asociation of America, mengikuti prosesi coffee cupping dengan sangat antusias.
Awalnya biji kopi yang sudah digongseng (roast) kemudian digerus (grind) dan ditempatkan ke dalam beberapa cangkir. Peserta diminta untuk mencium aroma dari setiap cangkir. Kemudian kopi diseduh dengan air panas dengan suhu sekitar 94 derajat Celcius sehingga muncul crust di lapisan paling atas setiap cangkir. Di tahap ini, peserta juga mencium aroma dari setiap cangkir.
Selanjutnya lapisan crust dihancurkan dan peserta diminta untuk mencium aroma kopi sekali lagi. Setelah selesai menganalisa aroma, peserta diminta mencicipi kopi untuk menganalisa sweetness, acidity dan body. Proses ini sendiri diulang beberapa kali untuk mencoba rasa setiap kopi dalam suhu yang berbeda untuk menilai konsistensi rasa kopi. Rasa kopi kita cukup menawan, tinggal keuletan kita memasarkannya ke Selandia Baru.
(ita/ita)