Anak-anak Suriah kerap menjadi korban perang saudara di Suriah yang kini telah memasuki tahun keempat. Namun para bocah sangat jarang menjadi target khusus serangan. Akan tetapi, dalam serangan mortir di kota Qaboun pada Rabu, 5 November tersebut jelas-jelas menargetkan anak-anak tak bersalah.
Menurut seorang aktivis lokal bernama Abu Akram al-Shami seperti dilansir New Straits Times, Kamis (6/11/2014), tiga mortir menghantam Sekolah Haya di Qaboun pada Rabu (5/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah korban tewas masih simpang-siur. Menurut kelompok gabungan aktivis lokal, Qaboun Media Office, 17 anak tewas dalam serangan itu.
Dalam video amatir yang beredar di internet, tampak setidaknya 9 jasad bocah dengan pakaian berlumuran darah, tergeletak di lantai. Dalam video lain, seorang wanita menerobos kerumunan orang di sebuah rumah sakit sembari menangis meraung-raung. "Putraku, putraku!" teriaknya.
Belum diketahui siapa yang menembakkan mortir tersebut. Pasukan yang setia pada rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan para pemberontak anti-Assad sama-sama memiliki senjata tersebut.
Namun menurut para aktivis, pasukan pro-Assad kemungkinan pelaku serangan mortir tersebut. Sebabnya, menurut para aktivis, mustahil bagi para pemberontak menembaki rakyat mereka sendiri. Sejauh ini belum ada komentar dari pejabat-pejabat pemerintah Suriah terkait insiden ini.
(ita/ita)