Kepolisian Pakistan menangkap puluhan orang setelah sekelompok orang memukuli pasangan suami-istri hingga tewas, lalu membakar jasad mereka. Pasangan tersebut dituding membakar beberapa halaman kitab suci Alquran.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (6/11/2014), insiden ini terjadi di sebuah desa di Provinsi Punjab pada Selasa (4/11), ketika seorang ulama setempat menyerukan lewat pengeras suara masjid untuk menghukum pasangan tersebut.
Sumber kepolisian setempat menuturkan, ulama itu menyebut pasangan itu telah membakar beberapa halaman Alquran. Namun tidak diketahui secara jelas kapan pembakaran tersebut terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah menangkap 44 orang, kasus ini merupakan isu lokal yang dihasut oleh ulama masjid setempat," terang kepala kepolisian setempat, Jawad Qamar kepada Reuters.
"Tidak ada keterlibatan kelompok sektarian atau kelompok religius tertentu dalam serangan ini," imbuhnya.
Penodaan agama merupakan pelanggaran hukum serius di Pakistan yang mayoritas penduduknya muslim. Seringkali orang-orang yang dituding melakukan penodaan agama langsung dihakimi massa hingga tewas.
Tindakan penodaan agama di Pakistan terancam hukuman mati, meskipun tidak diadili secara resmi di pengadilan setempat. Namun aturan hukum yang berlaku tidak merinci secara jelas apa yang dimaksud dengan penodaan agama.
Di Pakistan, warga penganut Kristen hanya sekitar 4 persen dari populasi total. Sama seperti kebanyakan warga Kristen miskin setempat, pasangan suami-istri ini bekerja di tempat pembakaran batu bata yang dimiliki oleh seorang warga setempat, yang ikut ditangkap polisi.
"Tiga hari lalu, rekan kerja pasangan tersebut menuding mereka telah membakar beberapa halaman Alquran. Pada Selasa (4/11) pagi, massa berkumpul di luar rumah pasangan tersebut, menyeret mereka keluar, memukuli dan membakar mereka di tempat pembakaran batu bata yang juga tempat mereka bekerja," tutur juru bicara kepolisian Punjab, Nabila Ghazanfar.
Seluruh warga minoritas di Pakistan menyebut negara gagal melindungi pasangan tersebut dan bahkan mentolerir kekerasan terhadap mereka yang merupakan warga minoritas. Jurnalis setempat yang enggan disebut namanya menyebut polisi ada di lokasi saat pasangan tersebut dipukuli dan dibakar, tapi tidak berbuat apapun untuk mencegahnya.
(nvc/ita)