Kepolisian Kanada (RCMP) dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Senin (27/10/2014), menyatakan pihaknya masih melakukan analisis mendalam terhadap video buatan Michael Zehaf-Bibeau tersebut. Video tersebut diketahui direkam oleh Zehaf-Bibeau sebelum dia beraksi di gedung parlemen.
Tidak disebutkan lebih lanjut isi video tersebut. Video tersebut disinyalir sebagai salah satu bukti yang menunjukkan pelaku didorong oleh motif ideologi. RCMP menambahkan, video tersebut tidak akan dirilis dalam waktu dekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut sang ibu, putranya yang seorang mualaf berniat pergi ke Arab Saudi untuk belajar Alquran lebih dalam. Susan menyebut, anaknya datang ke Ottawa dari Vancouver untuk membuat paspor.
Masih menurut pernyataan RCMP, hasil penyelidikan sementara menunjukkan bahwa senjata pisau yang digunakan pelaku merupakan milik bibinya. Namun untuk senapan yang digunakan, masih diselidiki asalnya.
"Senapan itu merupakan senjata tua dan tidak biasa. Kami menduga dia menyembunyikan senjata lain, tapi penyelidikan kami masih berlanjut," demikian pernyataan RCMP.
RCMP menyebut, pelaku bekerja di tambang minyak Alberta dan menggunakan uang penghasilannya untuk membiayai aktivitasnya sebelum beraksi. Sebelum mendatangi gedung parlemen, pelaku tinggal di penampungan gelandangan di Ottawa.
Kepolisian setempat kini masih menyelidiki interaksi pelaku dengan sejumlah orang sebelum dia beraksi untuk mencari tahu apakah ada orang lain yang berkontribusi atau memfasilitasi kejahatan pelaku.
Pada Rabu (22/10) lalu, Zehaf-Bibeau menyusup ke dalam gedung parlemen dengan membawa senapan. Dia kemudian melepas tembakan secara brutal dan menewaskan Kopral Nathan Cirillo yang menjaga monumen perang di kompleks gedung parlemen.
Zehaf-Bibeau sendiri ditembak mati oleh kepala keamanan gedung parlemen, di lokasi yang hanya berjarak 20 meter dari Perdana Menteri Stephen Harper yang saat itu sedang rapat di gedung yang sama.
(nvc/asp)











































