Tayangan televisi yang memperlihatkan para polisi menyerang seorang demonstran tak bersenjata di taman publik, telah memicu kemarahan para aktivis dan anggota parlemen kota tersebut.
Ketegangan pun meningkat setelah video penganiayaan demonstran yang diborgol tersebut menyebar luas pada Rabu, 15 Oktober. Para demonstran menyebutkan mereka telah kehilangan kepercayaan pada kepolisian meski polisi yang melakukan pemukulan itu telah dimutasi dari posisi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mendorong otoritas Hong Kong untuk melakukan penyelidikan yang cepat, transparan dan menyeluruh atas insiden ini," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki kepada para wartawan.
"Kami mengulang seruan kami agar pemerintah Hong Kong memperlihatkan pengendalian diri, dan agar para demonstran bisa terus menyampaikan pandangan mereka secara damai," imbuhnya.
Hong Kong telah dilanda aksi-aksi demo untuk menuntut demokrasi penuh. Selama berpekan-pekan, para demonstran menggelar aksi protes mereka di tiga lokasi utama. Aksi demo ini telah menimbulkan gangguan signifikan bagi aktivitas bisnis kota yang menjadi pusat finansial Asia tersebut.
(ita/ita)