Akui Bersalah, Kapten Kapal Feri Korsel Minta Maaf di Pengadilan

Akui Bersalah, Kapten Kapal Feri Korsel Minta Maaf di Pengadilan

- detikNews
Rabu, 08 Okt 2014 13:28 WIB
Kapten kapal Sewol (Reuters)
Seoul -

Kapten kapal feri Korea Selatan (Korsel) mengakui kesalahannya telah meninggalkan para penumpang yang sebagian besar anak sekolah. Pria berusia 68 tahun ini kembali memohon maaf di persidangan.

"Saya telah melakukan kejahatan fatal. Saya minta maaf," ucap kapten kapal bernama Lee Joon Seok seperti dikutip Yonhap News Agency dan dilansir Reuters, Rabu (8/10/2014).

Kemarahan dan rasa kehilangan masih menyelimuti seluruh warga Korsel, terutama keluarga korban atas tragedi yang merenggut lebih dari 300 korban tewas pada 16 April lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lee termasuk di antara 15 awak kapal yang dituding meninggalkan kapal terlebih dahulu tanpa mempedulikan para penumpang yang terjebak di dalam. Empat terdakwa di antaranya, termasuk Lee, dijerat dakwaan pembunuhan. Sedangkan terdakwa lainnya dijerat dakwaan yang lebih ringan, termasuk kelalaian.

"Saya tahu saya tidak bisa keluar dari penjara, tidak peduli berapa banyak pengacara yang membantu saya dan meskipun Tuhan membantu saya. Tapi saya tidak bisa membiarkan anak-anak dan cucu saja disebut keluarga pembunuh," tuturnya.

"Saya tidak pernah berniat untuk membunuh," tegas Lee.

Rekaman video yang beredar luas di internet menunjukkan awak kapal feri Sewol tersebut, meninggalkan kapal setelah meminta penumpang untuk tetap tinggal di dalam kapal.

"Saya tertegun dengan insiden itu dan saya kehilangan kemampuan saya membuat keputusan. Saya gagal mengambil tindakan tepat agar para penumpang meninggalkan kapal," ucap Lee dalam persidangan, seperti dilansir AFP.

Persidangan kasus ini dijadwalkan akan mencapai agenda pembacaan putusan pada November mendatang.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads