"Netanyahu berusaha menyebarkan ketakutan terhadap ISIS yang dipimpin oleh Abu Bakar al-Baghdadi, tapi Netanyahu lupa bahwa dirinya sendiri memimpin negara Yahudi," sebut Saeb Erakat, pemimpin perunding Palestina seperti dilansir AFP, Rabu (1/10/2014).
"Dia ingin kita menyebut Israel sebagai negara Yahudi dan mendukung pemukim teroris yang membunuh, menghancurkan dan membakar masjid dan gereja... seperti anak buah Baghdadi membunuh dan meneror," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan pidatonya di PBB, menurut Erakat, Netanyahu menutup pintu perundingan antara Israel dengan Palestina soal perbatasan 1967. Erakat menambahkan, Netanyahu juga menolak adanya solusi politik serius dalam perundingan perdamaian.
Perundingan Israel dan Palestina buntu pada April lalu, dengan tidak dicapainya titik temu antara kedua pihak. Kedua pihak dijadwalkan bertemu kembali bulan depan di Kairo untuk melanjutkan perundingan soal gencatan senjata jangka panjang di Gaza.
Gempuran Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 2.100 warga Palestina, yang sebagian besar warga sipil. Korban tewas dari pihak ISrael akibat serangan balasan Hamas mencapai 73 orang, yang sebagian besar tentara Israel.
(nvc/mad)











































