Sejauh ini belum ada tanda-tanda para demonstran akan menghentikan aksi mereka yang telah berlangsung tiga hari. Massa demonstran hingga saat ini masih menduduki sejumlah jalan-jalan besar di Hong Kong. Sejumlah sekolah pun masih diliburkan dan para komuter mendapat gangguan karena banyak rute bus, yang dihentikan atau dialihkan serta langkanya taksi-taksi.
Aksi demo besar-besaran ini telah melumpuhkan pusat finansial Asia tersebut. Ini merupakan aksi demo warga terparah di Hong Kong sejak penyerahan kota tersebut dari Inggris ke China tahun 1997 silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat tak akan berhenti sampai kami mendapatkan hasil yang kami sukai. Rasanya seperti pemerintah tidak peduli akan kami dan tidak mendengarkan," imbuh wanita berumur 23 tahun itu.
Atas aksi demo besar-besaran ini, pemerintah Amerika Serikat pun telah menyerukan otoritas Hong Kong untuk menahan diri.
"Kami yakin masyarakat yang terbuka, dengan tingkat otonomi setinggi mungkin dan diatur dengan aturan hukum, adalah penting bagi stabilitas dan kemakmuran Hong Kong," tutur juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest kepada para wartawan.
Pemerintah Inggris pun menyatakan prihatin akan situasi di Hong Kong, seraya menyerukan adanya dialog konstruktif untuk mengatasi krisis tersebut.
Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengingatkan, Beijing menentang setiap intervensi asing dan eksternal oleh negara manapun dalam urusan dalam negeri China.
Lewat aksi demonya, para demonstran Hong Kong memprotes kebijakan pemerintah pusat di Beijing yang menghapus pemilihan kepala pemerintahan Hong Kong secara langsung. Sebagian besar demonstran adalah mahasiswa dan para pelajar SMA, yang pekan lalu memboikot kelas-kelas sebagai upaya menekan pemerintah Beijing.
Pada bulan lalu, Beijing mengeluarkan kebijakan menghapuskan sistem pemilihan langsung untuk pemimpin kota Hong Kong di periode mendatang. Dengan ini China ingin memastikan pemimpin Hong Kong berikutnya loyal pada Beijing.
Para pemimpin partai komunis di Beijing khawatir bila Hong Kong dibiarkan dengan sistem yang berlaku sekarang, tuntutan demokratisasi bisa menjalar di kawasan China daratan.
(ita/ita)