Pemimpin Hong Kong Desak Hentikan Aksi-aksi Demo Segera

Pemimpin Hong Kong Desak Hentikan Aksi-aksi Demo Segera

- detikNews
Selasa, 30 Sep 2014 11:38 WIB
foto: Getty Images
Hong Kong, - Pemimpin Hong Kong, Leung Chun-ying hari ini menyerukan para pemimpin aksi demo untuk segera menarik para pendukung mereka dari jalan-jalan. Ini merupakan komentar pertama yang dilontarkan Leung sejak para demonstran diserang dengan gas air mata oleh aparat polisi.

"Para pendiri Occupy Central telah berulang kali mengatakan bahwa jika gerakan ini menjadi tak terkendali, mereka akan meminta untuk berhenti. Saya sekarang meminta mereka untuk memenuhi janji yang mereka buat ke masyarakat, dan menghentikan kampanye ini segera," cetus Leung seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (30/9/2014).

Occupy Central merupakan kelompok akar rumput utama yang berada di balik aksi-aksi protes pro-demokrasi yang berlangsung selama dua hari terakhir di Hong Kong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa kelompok mahasiswa yang terpisah dari Occupy juga ikut melakukan aksi-aksi demo untuk menuntut demokrasi murni di wilayah bekas kolonial Inggris tersebut.

Namun kelompok Occupy menolak desakan Leung untuk menghentikan aksi demo. Leung bahkan terus didesak untuk mengundurkan diri.

"Jika Leung Chun-ying mengumumkan pengunduran dirinya, pendudukan ini setidaknya akan berhenti sementara dalam jangka waktu singkat, dan kami akan memutuskan tentang langkah selanjutnya," tegas salah satu pendiri Occupy, Chan Kin-man kepada para wartawan.

"Ini akan menjadi sinyal yang sangat penting, karena setidaknya kami tahu pemerintah telah mengubah sikap mereka dan ingin menyelesaikan krisis ini," tandasnya.

Lewat aksi demonya, para demonstran memprotes kebijakan pemerintah pusat di Beijing yang menghapus pemilihan kepala pemerintahan Hong Kong secara langsung. Sebagian besar demonstran adalah mahasiswa dan para pelajar SMA, yang pekan lalu memboikot kelas-kelas sebagai upaya menekan pemerintah Beijing.

Pada bulan lalu, Beijing mengeluarkan kebijakan menghapuskan sistem pemilihan langsung untuk pemimpin kota Hong Kong di periode mendatang. Dengan ini China ingin memastikan pemimpin Hong Kong berikutnya loyal pada Beijing.

Para pemimpin partai komunis di Beijing khawatir bila Hong Kong dibiarkan dengan sistem yang berlaku sekarang, tuntutan demokratisasi bisa menjalar di kawasan China daratan.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads