Unjuk rasa pro-demokrasi yang terus berlangsung di Hong Kong memicu gangguan bagi aktivitas travel dan bisnis. Banyak sekolah dan toko yang terpaksa tutup akibat unjuk rasa tersebut.
Ketika warga setempat hendak berangkat kerja, para demonstran masih memenuhi sejumlah ruas jalan dan persimpangan jalan di kota yang padat penduduk tersebut.
Reporter AFP yang ada di Mongkok, Hong Kong, Senin (29/9/2014), melaporkan adanya sejumlah konfrontasi antara para demonstran dengan warga setempat yang merasa terganggu dengan aksi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen Transportasi setempat menyebutkan, lebih dari 200 rute bus terpaksa ditutup atau dialihkan akibat unjuk rasa ini. Sedangkan jaringan trem setempat tidak beroperasi sementara.
Jaringan kereta bawah tanah setempat tidak terdampak oleh unjuk rasa ini. Namun sejumlah stasiun yang menjadi pintu keluar seperti di distrik Causeway Bay dan Admiralty -- yang menjadi lokasi bisnis internasional -- terpaksa ditutup setelah demonstran memblokirnya dengan barikade. Sejumlah pintu keluar di kawasan Mongkok juga diblokir.
Biro Pendidikan setempat menuturkan, sejumlah sekolah yang terletak di kawasan dekat lokasi unjuk rasa, terpaksa ditutup sementara, dengan orang tua murid meminta keselamatan untuk diutamakan.
Kantor bursa Hong Kong bersikeras untuk tetap beroperasi seperti biasa. Namun Otoritas Moneter Hong Kong mengumumkan bahwa 17 bank dipaksa menutup 29 kantor cabangnya saat unjuk rasa berlangsung.
Secara terpisah, otoritas Hong Kong mengumumkan bahwa seluruh rapat komisi di kantor legislatif setempat, yang juga menjadi tempat berkumpul demonstran, dibatalkan.
(nvc/ita)