Obama memaparkan rencananya soal koalisi tersebut dalam pertemuan puncak NATO, Jumat (5/9) lalu. Kelompok ISIS telah menguasai lima provinsi di Iraq dan sejumlah wilayah krusial di Suriah.
Langkah diplomasi AS tersebut menjadi bagian dari keprihatiannya atas gerakan yang dibangun ISIS yang telah melakukan banyak kekejaman, termasuk pembunuhan, penculikan, dan serangan terhadap kaum minoritas di kedua negara arab tersebut. Video pemenggalan terhadap wartawan AS James Foley dan Steven Sotloff telah memicu kemarahan AS dan negara-negara barat sehingga mendorong AS untuk melakukan tindakan militer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari AFP, Minggu (7/9/2014), AS telah mengirimkan para penasihat militernya ke Irak dan meluncurkan kampanye serangan udara kepada kelompok ISIS. Sementara negara-negara lain berjanji mempersenjatai kelompok Kurdi Irak untuk menyerang ISIS.
"Serangan campuran melalui pesawat tempur dan pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh pada hari Jumat dan Sabtu terhadap kelompok ISIS," ujar Komando Pusat Militer AS dalam sebuah pernyataan.
Serangan tersebut menghancurkan kendaraan Humvee yang mengangkut personel dan dua truk milik ISIS. Serangan AS meningkat menjadi 133 serangan terhadap di Irak sejak 8 Agustus. Serangan-serangan itu berhasil menghancurkan kendaraan-kendaraan Humvee dan peralatan militer AS lainnya yang diambil ISIS dari militer Irak.
Sebelumnya, dalam KTT NATO, Presiden AS Barack Obama menyampaikan rencananya untuk koalisi internasional mengalahkan militan ISIS di Irak dan Suriah dengan melibatkan negara-negara sekutu di Timur Tengah.
"Ini tak akan terjadi dalam semalam namun kita terus bergerak di arah yang benar dan kita akan mencapai tujuan kita," tutur Obama dalam KTT NATO di Inggris.
Menurut Obama, keterlibatan regional sangat penting dalam menghadapi ancaman ISIS. Kelompok ISIS makin memicu kekhawatiran AS setelah pemenggalan wartawan AS bernama Steven Sotloff. Namun Obama menegaskan, AS tidak akan terintimidasi oleh ISIS pasca pemenggalan Sotloff.
(rmd/sip)