Australia dan Malaysia akan berusaha mencari bukti tambahan terkait jatuhnya pesawat MH17. Untuk itu, kedua negara itu akan mengirimkan tim penyelidik ke lokasi jatuhnya pesawat di timur Ukraina.
Keputusan ini diumumkan usai pertemuan antara Perdana Menteri Tony Abbott dan PM Najib Razak, di Kuala Lumpur, Sabtu (6/9). Demikian dikutip dari ABC Australia, Minggu (7/9/2014).
Pencarian bukti-bukti ini dinilai penting untuk mengungkap siapakah pihak yang paling bertanggungjawab atas tragedi ini. Razak meminta penyelidikan independen yang menyeluruh dan terbuka sesuai dengan konvensi internasional yang berlaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain soal tragedi MH17, keduanya juga membahas ancaraman teroris kelompok ISIS. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Malaysia mengutuk tindakan ISIS dan menyebutnya sebagai ancaman serius bagi dunia internasional.
Razak menegaskan apa yang dilakukan ISIS tidak merepresentasikan Islam. Menurutnya, nama ISIS juga menjadi kesalahan.
Hilangnya pesawat MH370 juga tak luput dari pembahasan kedua perdana menteri tersebut. Abbott menyatakan komitmennya masih sama untuk bisa menemukan pesawat tersebut.
Keduanya menilai tragedi MH370 telah membuat hubungan kedua negara ini menjadi semakin erat.
"Selama masa-masa sulit itu, Australia telah membuktikan dirinya seagai sahabat yang sangat berharga," kata Razak.
(sip/rmd)