Militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merilis rekaman video yang menunjukkan seorang militan bermasker dengan aksen Inggris memenggal seorang pria asing yang disebut sebagai wartawan AS Steven Sotloff. Ini merupakan wartawan AS kedua yang dipenggal ISIS.
"Presiden memberi wewenang kepada Departemen Pertahanan untuk memenuhi permintaan Departemen Luar Negeri bagi pengerahan personel militer AS tambahan untuk melindungi personel dan fasilitas diplomatik di Baghdad, Irak," demikian pernyataan Gedung Putih AS, seperti dilansir AFP, Rabu (3/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obama kini dalam perjalanan ke Estonia dan menghadiri pertemuan NATO di Wales. Nantinya, menurut Gedung Putih, Obama akan berkonsultasi dengan sekutu NATO untuk menanggapi aksi keji ISIS serta menjaring koalisi internasional dalam merumuskan strategi memerangi ISIS.
"(Pengerahan personel tambahan) Dibangun berdasarkan pengerahan personel keamanan sebelumnya pada kedutaan yang diumumkan pada 15 Juni dan 30 Juni dan akan menjadikan total pasukan yang bertanggung jawab atas keamanan diplomatik di Irak bertambah menjadi 820 personel," sebut Sekretaris Pers Pentagon, Laksamana John Kirby.
Dalam video yang dirilis ISIS, Sotloff sempat menyatakan dirinya adalah korban intervensi AS atas serangan ISIS ke Irak dan Suriah. Video sadis itu disiarkan untuk memperingatkan pemerintah AS agar tak menyerang kelompok ISIS.
Algojo dalam video itu menyatakan pemenggalan dilakukan karena kebijakan luar negeri AS yang dinilai arogan.
"Aku kembali Obama, dan aku kembali karena kebijakan luar negeri Anda arogan terhadap ISIS. Karena Anda tetap melanjutkan pemboman di Amerli, Zumar dan Bendungan Mosul meskipun kami telah berikan peringatan serius," kata sang algojo dengan sebuah belati di tangan kirinya.
Suara algojo itu diperkirakan sama dengan suara pria yang memenggal wartawan AS James Foley pada 19 Agustus 2014 lalu. Lokasi pemenggalan juga diduga sama dengan lokasi pemenggalan Foley.
(nvc/vid)