NATO menyatakan, Rusia telah mengirimkan pasukan untuk bertempur di Ukraina dan menyalurkan banyak persenjataan berat untuk para pemberontak pro-Rusia.
"Ini bukan tindakan tersendiri, namun bagian dari pola berbahaya selama berbulan-bulan untuk mengganggu kestabilan Ukraina sebagai negara berdaulat," cetus kepala NATO Anders Fogh Rasmussen seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (30/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyerukan Rusia untuk menghentikan aksi militer ilegalnya, berhenti mendukung separatis bersenjata, dan segera mengambil langkah-langkah untuk meredakan krisis ini," imbuh Rasmussen.
Atas hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali membantah keberadaan pasukan Rusia di dalam wilayah Ukraina. Putin bahkan mendesak pemerintah Ukraina untuk mengadakan pembicaraan dengan para separatis, yang mulai mengangkat senjata terhadap pemerintahan Kiev pada April lalu. Putin pun menyebut konflik Ukraina ini sebagai "tragedi kolosal".
(ita/ita)