Uni Emirat Arab Diam-diam Kerahkan Pesawat Tempur ke Libya

Uni Emirat Arab Diam-diam Kerahkan Pesawat Tempur ke Libya

- detikNews
Selasa, 26 Agu 2014 12:15 WIB
Muammar Khadafi (AFP)
Tripoli, -

Uni Emirat Arab, UAE diam-diam telah mengerahkan pesawat-pesawat tempurnya untuk melancarkan serangan udara terhadap para milisi Islamis di Libya. Hal ini telah berlangsung dalam sepekan terakhir dengan menggunakan basis-basis di Mesir.

Dalam sepekan terakhir, dua serangan udara telah dilancarkan UAE di Libya. Ini menandai perkembangan dramatis konflik Libya sementara Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Eropa-nya mengecam "intervensi pihak luar" di Libya.

Serangan udara UAE tersebut pertama kali dilaporkan media The New York Times.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"UAE telah melakukan serangan-serangan tersebut," ujar seorang pejabat AS seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (26/8/2014).

Dikatakan pejabat-pejabat AS lainnya, AS tidak ikut serta atau memberikan bantuan apapun dalam serangan udara yang dilancarkan UAE tersebut.

Serangan pertama terjadi sepekan lalu yang fokus ke target-target di ibukota Tripoli yang dikuasai para milisi, termasuk sebuah gudang senjata kecil. Enam orang tewas dalam serangan udara tersebut.

Serangan udara kedua kalinya dilakukan di sebelah selatan Tripoli pada Sabtu, 23 Agustus lalu dengan menargetkan peluncur roket, kendaraan-kendaraan militer dan sebuah gudang.

Serangan-serangan itu kemungkinan dilakukan sebagai upaya mencegah perebutan bandara Tripoli oleh para milisi. Namun pasukan milisi pada akhirnya berhasil menang dan menguasai bandara tersebut meski adanya serangan-serangan udara tersebut.

Namun sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari pemerintah UAE maupun Mesir mengenai serangan udara di Libya itu.

Libya telah mengalami kondisi tidak aman yang kronis sejak tergulingnya diktator Muammar Khadafi pada 2011 silam. Pemerintah Libya yang baru tak mampu menangani para milisi yang membantu menggulingkan Khadafi.

Pertempuran antara para milisi yang bertikai terus terjadi di sejumlah wilayah Libya. Bahkan di ibukota Tripoli, pertempuran tersebut telah menyebabkan penutupan bandara internasional. Sementara kelompok-kelompok Islamis juga bertempur melawan pasukan khusus Libya di kota Benghazi, Libya timur.

"Ini lebih buruk daripada 2011," cetus Ali Gariani, pria Libya yang menikahi wanita Yunani. "Saat itu kami dibombardir oleh NATO. Namun sekarang kami sedang dibombardir oleh warga Libya sendiri, dan itu sangat memalukan," ujarnya.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads