Suara dentangan lonceng terdengar tepat pukul 11.02 waktu setempat, yang menandakan waktu kejadian pada 69 tahun lalu. Korban selamat, keluarga korban, pejabat pemerintahan dan delegasi asing mengheningkan cipta sejenak.
Upacara peringatan ini dihadiri oleh Perdana Menteri Shinzo Abe dan juga Duta Besar AS untuk Jepang, Caroline Kennedy. Upacara ini tetap digelar di tengah ancaman munculnya di wilayah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perdamaian telah marak dan jumlah kisah korban selamat berkurang banyak. Saya pikir, kita bisa saling memahami satu sama lain, dengan mengutamakan perdamaian," ucap korban selamat lainnya yang kini berusia 71 tahun kepada Jiji Press.
Sedangkan Walikota Nagasaki Tomihisa Taue, dalam pidatonya, menyerukan dunia bebas nuklir. Taue juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap keputusan pemerintah Jepang yang mengizinkan militernya turun ke medan perang demi membela sekutunya.
"Sumpah yang ditetapkan dalam Konstitusi Jepang, bahwa Jepang akan meninggalkan perang, merupakan prinsip dasar bagi Jepang dan Nagasaki pasca perang," tegas Taue.
"Namun, perdebatan yang terburu-buru terkait pertahanan diri kolektif, justru memicu banyak keprihatinan bahwa prinsip ini diragukan. Saya mendesak pemerintah Jepang untuk menanggapi serius suara-suara kontra," imbuhnya.
Upacara peringatan ini digelar di dekat lokasi militer AS menjatuhkan bom plutonium yang dijuluki 'Fat Man' pada 9 Agustus 1945 silam. Enam hari kemudian, Jepang menyerah dan berakhirlah Perang Dunia II. Pengemboman Nagasaki ini terjadi 3 hari setelah ledakan bom atom meluluh lantakkan Hiroshima dan merenggut 140 ribu nyawa.
(nvc/vid)











































