Israel menuai kecaman internasional atas serangannya ke sebuah sekolah PBB di Gaza yang dijadikan tempat pengungsian warga Palestina. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pun angkat bicara mengenai serangan yang menewaskan 10 warga Palestina itu.
Netanyahu seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (4/8/2014) berdalih bahwa Israel tidak bermaksud menyerang warga sipil.
"Israel tidak mengarahkan serangannya ke warga sipil dan minta maaf atas setiap serangan yang secara tak sengaja mengenai warga sipil," ujar Netanyahu dalam statemennya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah menyelesaikan aksi-aksi kami terhadap terowongan-terowongan teror yang digunakan untuk serangan massal terhadap warga sipil Israel, IDF (militer Israel) akan dikerahkan untuk aktivitas selanjutnya sesuai kebutuhan keamanan kami, sampai tujuan-tujuan kami tercapai," tutur Netanyahu.
Militer Israel (IDF) membenarkan telah menggempur target yang berada di dekat sekolah milik organisasi PBB, UNRWA di Rafah, Gaza. "IDF menargetkan tiga teroris Jihad Islam yang menaiki motor di dekat sekolah UNRWA di Rafah," demikian pernyataan militer Israel.
Pemerintah Amerika Serikat mengecam serangan Israel tersebut dan menegaskan, keberadaan militan di dekat sekolah tersebut tak bisa dijadikan justifikasi serangan. "Kecurigaan bahwa para militan beroperasi di dekat situ tidak membenarkan serangan yang membahayakan nyawa begitu banyak warga sipil tak bersalah," tegas Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki.
"Kami meminta penyelidikan penuh dan segera atas insiden ini serta gempuran sekolah-sekolah UNRWA lainnya belum lama ini," imbuhnya.
(ita/ita)











































