Komentar yang muncul dari pemimpin kelompok pemberontak "Republik Rakyat Donetsk" itu menyebutkan, mereka secara tak sengaja menembak MH17, karena awalnya diyakini sebagai pesawat kargo Angkatan Darat Ukraina.
Strelkov memiliki mantan istri dan anak-anak yang masih tinggal di Moskow, Rusia. Nomor paspor Rusia dan alamatnya di Moskow pun telah dipublikasikan media Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Strelkov diberitakan pernah keluar masuk Chechnya antara 1999 dan 2005 sebagai agen Federal Security Service – dulunya KGB. Menurut intelijen Ukraina, Strelkov masuk ke perbatasan Ukraina di Simferopol pada 26 Februari lalu, saat maraknya aksi pemberontakan di Crimea.
Di media sayap kanan Rusia, Strelkov dianggap sebagai figur pahlawan yang siap mengorbankan nyawanya demi negara Rusia dan masa depannya.
Strelkov telah mengklaim dirinya bertanggung jawab atas aksi penembakan sebuah pesawat pada kamis 17 Juli lewat media sosial Eropa, 'VK'.
“Kami baru saja menembak sebuah pesawat AN-26 di dekat Torez. Pesawat itu jatuh di sekitar area tambang,” tulis sebuah akun di 'VK' yang diasosiasikan dengan Igor.
Pada 17 Juli, sebuah akun Twitter beratasnamakan “Republik Rakyat Donetsk” merilis beberapa pernyataan yang mengklaim telah menyita sistem rudal dari Angkatan Darat Ukraina.
“@dnrpress: sistem rudal 'Buk' telah disita oleh DNR dari resimen A1402 Ukraina,” demikian bunyi postingan di Twitter itu.
Analis militer mengutarakan, rudal jangka menengah 'Buk' adalah senjata yang kemungkinan besar digunakan untuk menembak jatuh MH17.
Sebuah pernyataan di media sosial tersebut, yang diyakini berasosiasi dengan Igor, sempat dirilis dan kemudian dicabut. Pos ini menyebut, “Kami telah memperingatkan anda, jangan terbang di atas langit kami.” “Dan inilah sebuah video yang mengkonfirmasi adanya sebuah 'burung terbang yang jatuh',” lanjut pernyataan itu seraya memuat tautan ke sebuah video yang memperlihatkan warga setempat tengah menyaksikan asap hitam di atas langit.
(ita/ita)











































