Diberi Makan Depan Pengunjung, Buaya 3,7 Meter di Australia Serang Pawang

Sydney -

Seekor buaya sepanjang 3,7 meter di kebun binatang Australia menyerang pawangnya sendiri. Parahnya, insiden mengerikan ini terjadi di tengah acara pemberian makan yang disaksikan banyak pengunjung pada masa liburan sekolah.

Pawang buaya bernama Trent Burton tengah memberi makan seekor buaya jantan bernama John, ketika tiba-tiba si buaya menggigit tangannya di depan pengunjung kebun binatang Shoalhaven, yang berjarak 160 kilometer dari Sydney, Australia. Demikian seperti dilansir AFP, Senin (7/7/2014).

Surat kabar setempat, Smith Coast Register melaporkan bahwa Burton dilarikan ke rumah sakit setempat dengan luka gigitan di kedua tangannya. Menurut surat kabar tersebut, luka-luka yang dialaminya tidak parah.

Insiden ini tentu mengguncang dan mengejutkan para pengunjung. Salah satunya seorang pengunjung lanjut usia bernama Marlene Orr. "Ini hal paling mengerikan yang pernah saya saksikan dalam hidup saya," ucapnya.

Seorang pengunjung lainnya, Michelle Brady menjelaskan bahwa insiden ini terjadi ketika si pawang hendak memberikan makan berupa daging kepada buaya jantan tersebut. Binatang itu dengan cepat mengambil daging tersebut dengan mulutnya dan tangan si pawang pun terkena gigitan si buaya.

"Si pawang berusaha mengambilnya dari mulut si buaya dan buaya tersebut justru menggigit tangannya dan menariknya ke tanah dan menyeretnya hingga ke dalam air," terangnya.

"Kemudian si pawang berhasil melepaskan diri dan keluar dari air," imbuh Brady.

Secara terpisah, pemilik kebun binatang ini, Nick Schilko menuturkan bahwa Burton sudah menjadi pawang dan pengasuh buaya tersebut lebih dari satu dekade. Bahkan menurutnya, Burton memberi makan si buaya tersebut setiap harinya.

"Ini merupakan serangan dan ini sangat serius, tapi syukurlah luka-luka yang dideritanya tidak mengancam nyawanya, yang jelas-jelas berpotensi membahayakan nyawa manusia," tuturnya.

"Kami akan melihat lebih dalam apa yang terjadi dan bagaimana ini bisa terjadi dan meninjau ulang seluruhnya," tandas Schilko.

(nvc/ita)