Militer Thailand berusaha untuk meredam kritik dan protes setelah menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra bulan lalu menindak tegas pemberontak pro-demokrasi dan para pendukungnya.
Keberadaan personel pengaman di tempat-tempat rawan di kota besar Thailand membuat para pemrotes hanya bisa melakukan kegiatan-kegiatan kecil yang seringkali dikoordinasi lewat media sosial dan dilakukan di sekitar pusat perbelanjaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Deputi Nasional Kepolisian, Somyot Poompanmoung, Polisi sudah menahan empat pemrotes. Semenjak kudeta, pihak berwenang memaksa pemrotes yang ditahan untuk menandatangani surat perjanjian untuk tidak mengikuti kegiatan politik sebagai syarat pembebasan.
"Keempat orang itu akan dibawa ke kamp militer untuk disesuaikan sikap politisnya," kata Somyot seperti dikutip dari Reuters, Senin (9/6/2014).
Pasukan yang disiapkan pada hari minggu berjumlah lebih dari 6.000 orang, kata Somyot. Kepala Angkatan Darat sekaligus pemimpin kudeta Jenderal Prayuth Chan-Ocha memerintahkan untuk menghindari konfrontasi. Polisi hanya akan memfoto para pemrotes, mengidentifikasi mereka, dan menerbitkan surat penahanan setelahnya.
(trq/trq)











































