Korea Utara Kembali Tahan Warga AS

Korea Utara Kembali Tahan Warga AS

- detikNews
Sabtu, 07 Jun 2014 02:38 WIB
Korea Utara Kembali Tahan Warga AS
Seoul - Korea Utara mengumumkan penahanan seorang warga Amerika Serikat (AS) yang memasuki negara tersebut sebagai turis pada April lalu dan dianggap melanggar hukum. Dengan pengumuman ini, sudah tiga warga AS yang resmi menjadi tawanan negara komunis tersebut.

Dilansir dari CNN, Sabtu (7/6/2014), yang mengutip berita Korean Central News Agency (KCNA), kantor berita pemerintah Korut, pihak berwenang sedang menginvestigasi seorang pria yang diduga telah bertindak tak selayaknya turis.

Dalam berita tersebut, diketahui pria malang tersebut bernama Jeffrey Edward Fowle yang tiba di Korea Utara pada 29 April 2014 lalu. Sayangnya, tidak ada penjelasan detail terkait identitas Fowle.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip sumber dari kedutaan, kantor berita Jepang Kyodo melaporkan bahwa Fowle tergabung dalam sebuah kelompok turis dan diduga meninggalkan sebuah injil di hotel tempatnya menginap.

Seorang pejabat pemerintah AS menjelaskan, "Sudah diterima laporan bahwa warga Amerika ke tiga, tertangkap di Korea Utara." Lebih lanjut, pihaknya tidak mau berkomentar banyak terkait identitas pria tersebut tanpa persetujuan tertulis dari yang bersangkutan.

"Tidak ada yang lebih penting dari keselamatan dan keamanan warga Amerika di luar negeri," tuturnya.

Akhir April lalu, Korea Utara juga menangkap seorang warga AS yang diklaim sebagai pencari suaka. KCNA memberitakan bahwa Korea Utara menahan visa turis pria tersebut. Pihak pemerintah Korea Utara meyakini bahwa pria tersebut mencari suaka dan datang ke Korea Utara untuk transit.

Belakangan diketahui oleh KCNA bahwa pria tersebut bernama Miller Matthew Todd, yang ditawan pada 10 April 2014 lalu. Sebagai tindak lanjut, Swedia ditunjuk sebagai representatif pemerintah AS untuk kasus tersebut karena AS tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Korea Utara. Namun, tidak ada kejelasan lebih jauh dari kasus tersebut.

Korea Utara juga menahan misionaris AS, Kenneth Bae, yang dihukum 15 tahun pada tahun 2013 oleh pengadilan atas keikutsertaannya dalam penurunan rezim Kim Jong Un.

Meski Korea Utara memiliki sejumlah gereja yang dikontrol oleh negara, rezim totalitarian melarang kebebasan aktivitas beragama dan menganggapnya sebagai ancaman potensial untuk mereka.

Tahun lalu, Pyongyang membebaskan Merrill Newman, seorang veteran Perang Korea berusia 85 tahun yang mengelola sebuah wisata di negara tersebut, setelah menahannya selama beberapa pekan. Newman ditangkap setelah diketahui memasukkan materi Perang Korea dalam tur wisata yang dikelolanya. Kemudian, ia dibebaskan setelah mengaku bersalah.

"Sulit dijelaskan mengapa mereka secara mendadak menahan banyak orang. Mereka bisa jadi lebih waspada terhadap orang-orang tersebut," jelas Jim Hoare, pakar Korea Utara cum mantan atase Kedutaan Inggris untuk Korea di Pyongyang.

Beberapa pakar menyebutkan bahwa sikap Korea Utara merupakan bentuk posisi tawar mereka agar pemerintah AS berkunjung ke Korea Utara dan meminta negara tersebut melepaskan warga AS.

(trq/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads