Ajudan PM Turki yang Tendang Demonstran Dipecat

Ajudan PM Turki yang Tendang Demonstran Dipecat

- detikNews
Minggu, 25 Mei 2014 02:25 WIB
Ajudan PM Turki yang Tendang Demonstran Dipecat
Recep Tayyip Erdogan (AFP)
Ankara, -

Yusuf Yerkel, seorang ajudan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dipecat setelah aksinya menendang seorang demonstran menjadi bahan perbincangan di seluruh dunia. Meski Yusuf Yerkel telah meminta maaf namun hal itu tidak menyelamatkannya dari posisinya sebagai ajudan Erdogan.

"Yusuf Yerkel telah meminta maaf tetapi sudah terlambat. Di akhir diskusi, Perdana Menteri langsung memecatnya," ujar sebuah sumber yang dilansir detikcom dari Reuters, Sabtu (24/5/2014).

Disebutkan bahwa Yerkel sudah dipecat pada awal minggu ini, tetapi otoritas setempat mengungkapkan berita mengenai hal itu baru muncul pada akhir minggu ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Insiden itu terjadi pada hari Rabu (14/5), ketika unjuk rasa yang digelar di lokasi ledakan tambang batubara Soma, Turki sempat menghadang PM Erdogan yang sedang berkunjung ke lokasi. PM Erdogan juga sempat memaki ke arah para demonstran. Insiden ini terekam kamera amatir, yang kemudian videonya dimunculkan oleh surat kabar milik oposisi setempat, Sozcu. Keaslian video ini memang belum bisa dipastikan, namun keberadaan video ini telah memicu kritikan tajam dan kemarahan publik.

"Kenapa Anda kabur, sperma Israel?" ucap PM Erdogan saat berteriak dalam bahasa Turki ke arah seorang demonstran yang menghadangnya, seperti terdengar dalam video yang disebarkan Sozcu dan dilansir AFP, Sabtu (17/5).

Pada bagian akhir video tersebut juga terlihat beberapa pengawal Erdogan yang berpakaian serba hitam sedang memukuli dan menendang seorang demonstran. Namun, sejumlah media lokal di Turki mengklaim bahwa PM Erdogan juga sempat menampar atau memukul demonstran di lokasi.

Insiden pemukulan oleh Erdogan ini tidak terlihat jelas dalam video tersebut. Namun salah satu pejabat Justice and Development Party (AKP) yang menaungi Erdogan, Huseyin Celik telah membantah tuduhan tersebut.

Saat berkunjung ke lokasi ledakan, PM Erdogan sempat memberikan pidato di hadapan keluarga korban yang justru memicu kemarahan publik. Erdogan dianggap tidak sensitif dengan menyebut insiden ledakan ini sebagai hal yang wajar dalam bisnis. Erdogan menuai cemoohan demonstran yang ada di lokasi dan bahkan dia terpaksa harus mengungsi di salah satu toko setempat ketika demonstran yang marah berusaha menghadangnya.

Terakhir dilaporkan 18 orang masih terjebak di dalam lokasi tambang. Upaya pencarian terus dilakukan sepanjang malam. Menteri Energi Turki Taner Yildiz menyatakan, delapan jasad berhasil dievakuasi pada Jumat (16/5) kemarin sehingga korban tewas saat ini mencapai 292 orang, yang semuanya merupakan pekerja tambang.

(dha/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads