Washington Post, Jumat (24/5/2014), merilis daftar momen-momen bersejarah di Thailand yang berhubungan dengan kudeta militer. Semua berlangsung setelah revolusi Siam tahun 1932, yang menjatuhkan kekuasaan raja Prajadhipok.
Pakar Asia Tenggara dari Chiang Mai University, Paul Chamber, mengatakan sedikitnya ada 30 upaya kudeta sejak 1912. Sebagian ada yang berhasil dan ada juga yang gagal. Yang jelas, proses intervensi militer dalam politik di Thailand, nyaris tak pernah bisa dilepaskan.
Berikut 11 momen kudeta militer yang tercatat di Thailand:
1932
Ini adalah momen kudeta yang berdarah. Peristiwa yang juga dikenal sebagai revolusi Siam tersebut adalah momen titik balik dalam sejarah Thailand. Pelakunya adalah sekelompok anggota militer yang disebut sebagai 'four musketeers' melengserkan raja Prajadhipok. Aksi ini membuat sistem monarki absolut tidak berlaku lagi. Ke depannya, Thailand menjadi negara dengan sistem monarki konstitusional.
1933
Militer berusaha menggulingkan perdana menteri pertama Siam pasca peristiwa 1932, Phraya Manopakorn Nititada. Posisinya kemudian digantikan oleh Phraya Phahon, selama lima tahun ke depan.
1947
Militer Thailand kembali meggulingkan pemerintahan. Kali ini 'korbannya' adalah laksamana muda Thawan Thamrongnawasawat, yang banyak tersangkut skandal dan korupsi. Setelah kudeta, pemerintahan dipegang oleh Khuang Aphaiwong, pendiri partai Demokrat Thailand.
1951
Kudeta ini termasuk yang dilakukan 'diam-diam' karena terjadi saat raja Bhumibol Adulyadej berada di Lausanne, Swiss. Kelompok militer kemudian menunjuk panglima tertinggi Phibunsongkhram sebagai perdana menteri.
1957
Pada tahun ini, Phibunsongkhram kembali terpilih sebagai perdana menteri. Namun prosesnya diyakini penuh kecurangan. Protes pun terjadi. Massa menggelar aksi demo di beberapa wilayah. Raja Bhumibol tak senang dengan keadaan ini dan akhirnya terjadi kudeta oleh panglima Sarit Thanarat. Akhirnya dipilihlah Pote Sarasin sebagai pelaksana tugas pemerintahan.
1958
Pimpinan militer kala tu, Sarit, menggelar kudeta pada tahun 1998. Peristiwa ini disebut-sebut sebagai era baru otoriter di Thailand.
1971
Panglima tertinggi militer Thanom Kittikachorn melakukan kudeta atas pemerintahannya sendiri dan membubarkan parlemen. Langkah ini dilakukan untuk menekan kekuatan komunis yang berkembang saat itu.
1976
Sempat gagal pada 8 bulan sebelumnya, militer Thailand akhirnya bisa melakukan kudeta terhadap perdana menteri Seni Pramoj. Dalam siaran pers, laksamana Sangad Chaloryu mendeklarasikan diri sebagai pemimpin badan reformasi nasional Thailand yang bertugas mengatur UU di sana.
1977
Perdana menteri Thanin Kraivichien hanya berkuasa selama satu tahun. Dia dikudeta oleh militer yang dipimpin oleh laksamana Sangad Chalory. Dalam prosesnya, kudeta ini memakan korban.
1991
Perdana Menteri Chatichai Choonhavan tiba-tiba ditangkap militer saat dalam perjalanan menemui raja Thailand. Kala itu, dia hendak meminta izin untuk mengangkat seorang menteri pertahanan. Namun langkah ini dianggap sebagai upaya menyaingi elite militer.
19 September 2006
Militer membubarkan pemerintahan dan konstitusi tahun 1997 dicabut. Perdana Menteri Thaksin Shinawatra saat itu sedang mengikuti acara di New York. Lalu dia mendeklarasikan keadaan darurat di Bangkok.
22 Mei 2014
Kepala Militer Thailand Prayut Chan-O-Cha mengumumkan kudeta militer setelah berbulan-bulan terjadi kekisruhan dua kubu politik di Thailand.
(mad/nrl)