Setelah sekian lama, Monica Lewinsky akhirnya buka suara soal skandal seks dengan mantan presiden AS, Bill Clinton yang memicu kehebohan pada tahun 1990-an lalu. Lewinsky mengaku ingin memberikan kejelasan atas skandal yang membawanya kepada penghinaan global tersebut.
Wanita yang kini berusia 40 tahun ini, menjadi pembahasan hangat saat masih berumur 20-an tahun, ketika dia terlibat hubungan seksual dengan Bill Clinton yang saat itu menjabat sebagai Presiden AS. Reaksi keras dari publik sempat membuat Lewinsky ingin bunuh diri.
Selama bertahun-tahun Lewinsky dicampakkan saat mencari pekerjaan, diolok-olok secara online dan menghadapi orang-orang yang menyebutnya sebagai 'That Woman' yang melakukan oral seks di Ruang Oval, Gedung Putih. Akhirnya dia memutuskan untuk menuliskan versi dirinya dalam majalah Vanity Fair edisi bulan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya memutuskan untuk memilih akhir yang berbeda bagi kisah saya. Saya telah memutuskan, akhirnya, untuk memberanikan diri agar saya bisa memberi penjelasan dan memberi kejelasan pada masa lalu saya," imbuhnya.
Diamnya Lewinsky selama hampir satu dekade memicu rumor bahwa keluarga Clinton telah membayarnya untuk tutup mulut. "Tidak ada yang lebih jauh dari kebenaran," tulisnya mengomentari rumor itu.
Dalam tulisannya, Lewinsky menyatakan, sudah saatnya untuk berhenti membahas masa lalunya dan masa depan orang lain. Dia merujuk pada kiprah istri Bill Clinton, Hilary Clinton yang disebut-sebut akan maju menjadi capres AS pada pemilu 2016 mendatang.
Skandal seks yang menyeret Lewinsky dan Bill Clinton menyeruak pada tahun 1998 lalu dan langsung menjadi berita besar yang nyaris menghancurkan masa kepresidenan Bill Clinton. Bill Clinton dimakzulkan oleh DPR AS pada Desember 1998, namun dia dipulihkan kembali oleh Senat AS. Seiring waktu, keluarga Clinton menjalani hidupnya dengan normal tanpa terjadi apapun. Namun bagi Lewinsky, hidupnya hancur dan dirinya menjadi warga buangan.
"Tentu, bos saya memanfaatkan saya, tapi saya akan selalu tetap teguh pada poin ini: itu merupakan hubungan konsensual. Berbagai 'pelecehan' terjadi setelahnya, ketika saya dijadikan kambing hitam demi melindungi posisinya yang kuat," tulisnya.
Pasca skandal tersebut mencuat, Lewinsky mengaku dirinya sempat menolak tawaran yang bisa memberinya uang lebih dari US$ 10 juta, karena dia merasa hal tersebut bukan hal yang tepat untuk dilakukan. Saat itu, Lewinsky kembali ke sekolah, tinggal di luar negeri dan kemudian melamar pekerjaan pada sejumlah posisi staf komunikasi dan pemasaran. Namun kebanyakan calon atasannya menjadikan masa lalu Lewinsky sebagai alasan untuk menolaknya.
Situasi kecemasan dan ketakutan menguasai Lewinsky saat itu, hingga dia pernah mencoba bunuh diri beberapa kali. Berbagai cemoohan dan rasa malu dirasakannya hingga membuat ibundanya khawatir jika Lewinsky akan terus dipermalukan sepanjang hidupnya.
Hingga akhirnya pada tahun 2010, Lewinsky mendengar berita bunuh diri seorang mahasiswa Rutgers University, Tyler Clementi karena direkam dan disiarkan ke internet saat berciuman dengan pria lain di kamarnya. Sebagai seseorang yang pernah menjadi korban penghinaan global secara online, Lewinsky menyatakan keinginannya untuk bekerja sama dengan korban cyber-bullying seperti Tyler.
"Mungkin dengan berbagi kisah saya... saya bisa membantu orang lain yang juga mengalami momen-momen penghinaan," tulisnya.
(nvc/ita)