Sejauh ini korban tewas yang berhasil dikonfirmasi adalah 181 jiwa, sementara 121 orang lainnya masih dalam pencarian. Mereka diyakini masih terjebak dalam kapal yang mengangkut 476 orang dan terbalik pada 16 April 2014 lalu. Demikian seperti disiarkan dari kantor berita AFP pada Jumat (25/5/2014).
Meskipun harapan ditemukannya korban selamat dalam peristiwa itu telah padam, amarah dan frustasi yang mendalam yang dialami orangtua dan kerabat korban menjadi pemicu digenjotnya operasi pencarian korban di lepas pantai di sebelah selatan Pulau Jindo itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya diberitakan, jasad salah satu penumpang kapal feri Korsel ditemukan pada hari Kamis (24/4). Dia merupakan remaja laki-laki dari SMA Danwon, Ansan yang pertama kali menyampaikan panggilan darurat kepada otoritas setempat. Remaja bernama Choi tersebut menghubungi nomor layanan darurat 119 pada Rabu (16/4) lalu, pukul 08.52 waktu setempat, atau tiga menit sebelum awak kapal mengirimkan sinyal darurat. Panggilan darurat tersebut diterima oleh dinas pemadam setempat yang kemudian diteruskan kepada patroli laut Korsel.
Seorang pejabat patroli laut menuturkan kepada wartawan, bahwa Choi sempat dikira sebagai salah satu awak kapal. Remaja ini dibombardir dengan berbagai pertanyaan soal koordinat kapal feri dan juga jumlah penumpang.
Choi merasa kebingungan sehingga dibutuhkan beberapa waktu sebelum diketahui bahwa kapal yang ditumpanginya merupakan kapal feri Sewol. Jasad remaja ini telah diidentifikasi oleh kedua orang tuanya. Namun tes DNA masih dilakukan untuk secara formal mengkonfirmasi identitasnya. Choi merupakan salah satu dari ratusan siswa SMA Danwon yang masih terjebak di dalam kapal tujuan Pulau Jeju tersebut.
Dari total 476 penumpang dan awak yang ada di atas kapal feri Sewol tersebut, sebagian besar atau lebih dari 300 orang merupakan murid SMA Danwon, Ansan yang hendak berwisata ke Pulau Jeju. Hanya 174 orang, termasuk kapten kapal dan awaknya berhasil diselamatkan.
Kapten kapal Sewol, Lee Joon Seok dan 10 awak kapal lainnya telah ditahan oleh kepolisian Korsel dan dijerat banyak dakwaan atas kelalaian mereka meninggalkan penumpang. Kapten kapal menjadi sorotan utama dan target kritikan tajam publik karena menunda proses evakuasi, hingga kondisi kapal sangat miring dan upaya penyelamatan sulit dilakukan.
(dha/nwk)