Park Ji Young, Awak Kapal Korsel yang Tewas Demi Menolong Penumpang

Park Ji Young, Awak Kapal Korsel yang Tewas Demi Menolong Penumpang

- detikNews
Selasa, 22 Apr 2014 18:01 WIB
Foto Park Ji Young (Madison Park/CNN)
Seoul - Di tengah kecaman publik terhadap kapten dan awak kapal feri Korea Selatan yang tenggelam, mencuat kisah keberanian seorang wanita yang merupakan salah satu awak kapal tersebut. Park Ji Young akhirnya tewas demi menolong para penumpang yang terjebak di dalam kapal.

Nama gadis berusia 22 tahun tersebut masuk dalam daftar korban tewas yang kini sudah mencapai 108 orang. Dari total 29 awak kapal termasuk kapten kapal yang ada di kapal tersebut, sebagian besar atau sebanyak 20 awak berhasil menyelamatkan diri.

Kisah keberanian Ji Young disampaikan oleh banyak penumpang yang mengaku dibantu olehnya saat menyelamatkan diri dari kapal Sewol yang nahas tersebut. Dari total 467 orang yang ada di kapal tersebut, sebanyak 339 merupakan siswa SMA Danwon yang didampingi gurunya hendak berwisata ke Pulau Jeju.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan awak kapal lainnya, menurut para penumpang seperti dilansir CNN, Selasa (22/4/2014), Ji Young mendatangi penumpang dan mendistribusikan jaket keselamatan kepada para penumpang yang masih ada di dalam, tepatnya lantai 3 dan lantai 4. Hal ini dilakukannya seorang diri dengan bantuan sejumlah siswa sekolah.

Ketika jaket penyelamat tersebut tidak cukup, menurut saksi mata, Ji Young berlari ke lantai bawah untuk mengambil jaket penyelamat lain yang ada di sana, dalam keadaan kapal miring. Saat salah satu siswa bertanya kepadanya, mengapa dia tidak mengenakan jaket penyelamat, Ji Young hanya menjawab bahwa awak kapal harus menjadi orang terakhir yang mengenakannya dan awak kapal harus membantu penumpang terlebih dahulu.

Tidak diketahui pasti nama-nama penumpang yang menceritakan aksi kepahlawanan Ji Young tersebut. Namun informasi mengenai aksi wanita muda ini sudah banyak diberitakan sejumlah media Korsel.

Saat ini, jasad Ji Young terbaring di rumah duka di Incheon. Keluarga Ji Young terus mendampinginya. Pada suatu hari, datang seorang pria dengan luka di bagian kepalanya. Ketika ditanya oleh pihak keluarga, pria tersebut menjawab bahwa dirinya merasa berhutang budi kepada Ji Young yang memasang handuk di kepalanya yang berdarah dan membantunya keluar ketika air mulai memasuki kapal.

"Dia (Ji Young) sangat bertanggung jawab dan sangat baik hati," tutur nenek Ji Young, Jung Ji Kwon sambil terduduk di lantai.

Banyak karangan bunga, sebagian besar dari orang asing, yang ada di rumah duka tempat jasad Ji Young disemayamkan. Karangan bunga tersebut disertai dengan pesan yang berbunyi "Kami tidak akan lupa semangatmu yang mulia", kemudian juga berbunyi "Kami akan selalu mengingat pengorbananmu", serta yang bertuliskan singkat seperti "Pahlawan".

Keluarga Ji Young menuturkan bahwa sebenarnya dia ingin kuliah, namun merasa bertanggung jawab atas keluarganya setelah sang ayah meninggal dunia, 2 tahun lalu. Jadi dia kemudian berhenti kuliah dan bergabung dengan perusahaan feri pada tahun 2012 lalu.

Sekitar 6 bulan lalu, Ji Young dipindahkan ke kapal yang lebih besar, kapal feri Sewol yang melayani rute pelayaran dari Incheon ke Pulau Jeju. Menurut keluarganya, Ji Young dianggap memiliki kemampuan yang baik sebagai awak kapal.

"Ini sangat tidak adil bahwa Ji Young kami harus tewas sedangkan kapten melarikan diri. Ji Young sangat bertanggung jawab dan kapten malah kabur," ucap bibi Ji Young yang menolak disebut namanya.

(nvc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads