Ketegangan antara Ukraina dengan Rusia masih terus belanjut. Kali ini, otoritas Ukraina mendesak Rusia untuk menghentikan dukungannya terhadap aktivitas terorisme di wilayahnya.
"Tuntutan utama kami adalah mengurangi ketegangan situasi di Ukraina bagian timur. Kami ingin Rusia menarik tentaranya dari perbatasan timur Ukraina. Kami ingin Rusia tidak lagi mendukung aktivitas teroris di Ukraina bagian timur," ujar Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Deshchytsya seperti dilansir AFP, Kamis (17/4/2014).
Otoritas Ukraina menuding Rusia sengaja mengerahkan pasukan khusus secara diam-diam ke wilayah Ukraina bagian timur dan selatan yang menjadi markas militan pro-Rusia. Para militan tersebut dikerahkan untuk melawan pemerintah Ukraina dan mengganggu stabilitas negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin mereka (Rusia) memastikan bahwa Crimea merupakan bagian integral dari Ukraina. Kami ingin Rusia menarik tentaranya dari Crimea dan menolak keputusan parlemen yang mengizinkan pemerintah Rusia untuk menggunakan tentara Rusia di wilayah Ukraina," ucapnya.
Rusia mencaplok wilayah Crimea pada Maret Lalu. Tindakan Rusia ini menuai kecaman banyak pihak, termasuk PBB dan juga Amerika Serikat. Namun Rusia menempatkan banyak tentaranya di wilayah tersebut, dengan dalih untuk melindungi etnis Rusia dari kaum nasionalis Ukraina.
Mewakili otoritas Ukraina, Deshchytsya menyatakan siap berdialog dengan otoritas Rusia guna membahas masalah ini, demi meredakan ketegangan dua negara. Deshchytsya menegaskan, Rusia tidak memiliki hak untuk mendikte pemerintah Ukraina dalam mengatur negaranya.
"Kami ingin melanjutkan pembicaraan dengan Rusia. Kami ingin menyampaikan argumen dan bukti bahwa satu-satunya caranya untuk menstabilkan situasi di Ukraina dan sekitarnya pada saat ini, yang paling mungkin adalah cara diplomatik. Jika Rusia terus melanggar hukum internasional, maka tentu akan memberikan dampak negatif terhadap hubungan dengan Rusia, dan Rusia mungkin akan menerima hasil yang buruk," tandas Deshchytsya.
(nvc/ita)