Anak-anak mereka belum juga ditemukan, orang tua para pelajar sekolah yang menjadi korban terbaliknya kapal feri Korea Selatan frustrasi. Bahkan ada yang menyewa kapal sendiri demi menuju ke lokasi untuk mencari anak mereka.
"Putri saya ada di luar sana, suatu lokasi di lautan dingin itu. Tolong bantuannya," tutur salah satu ibu korban, Park Yu-Shin seperti dilansir AFP, Kamis (17/4/2014).
Orang tua korban lainnya, Park Yung-suk menuturkan kepada Reuters, bahwa dirinya melihat jasad salah satu guru anaknya dibawa dari lautan ke tepi pantai. "Jika saya bisa menyelam, saya akan melompat ke air dan berusaha mencari anak perempuan saya," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para korban selamat serta orang tua korban yang masih hilang dikumpulkan di sebuah aula di pulau Jindo, yang letaknya paling dekat dengan lokasi kejadian. Beberapa orang tua korban bahkan memilih menunggu di pinggir dermaga untuk melihat langsung orang-orang yang dibawa oleh tim penyelamat dengan kapal.
Ketika ada petugas patroli pantai Korsel yang tiba di Jindo, pada Kamis (17/4) ini, keluarga korban yang menunggu meneriaki mereka. "Cuacanya bagus, kenapa Anda tidak memulai penyelamatan," teriak mereka.
Frustrasi mulai dirasakan keluarga korban karena kurangnya informasi yang mereka terima. Bahkan beberapa orang tua dari korban hilang menyewa kapal sendiri pada Rabu (16/4) malam. Mereka menyalahkan pemerintah dan pejabat Korsel yang dianggap tidak melakukan upaya serius.
"Karena pemerintah menolak untuk membawa kami ke lokasi, 11 orang tua menyumbang masing-masing 61 ribu won (Rp 675 ribu) untuk menyewa sebuah kapal dan membawa seorang reporter dan seorang penyelam. Tidak ada operasi penyelaman yang berlangsung," terang salah satu orang tua korban yang enggan disebut namanya.
"Saya sangat marah. Media mengatakan operasi penyelamatan terus dilakukan. Itu semua bohong," tegasnya.
(nvc/ita)