Tentara berusia 34 tahun yang berpangkat Army Specialist ini melakukan penembakan brutal pada Rabu (2/4) di Fort Hood yang menjadi pangkalan militer AS, sebelum menembak dirinya sendiri hingga tewas.
Komandan Fort Hood menyatakan bahwa Lopez sempat terlibat adu mulut dengan tentara lain sebelum penembakan terjadi. Selain itu, kondisi mental Lopez juga diduga kuat menjadi faktor utama yang mendasari aksi penembakan maut ini.
Namun penyebab utama Lopez melepas tembakan ke arah koleganya hingga berujung kematian tersebut masih misterius. Juru bicara badan investigasi kriminal militer AS (CID), Chris Gray mengakui pihaknya belum menemukan motif konkret dalam insiden ini.
"Sejauh ini, kami belum menemukan motif konkret tapi kami akan melakukan semuanya semampu kami untuk menemukan motif itu," ujar Chris Gray seperti dilansir AFP, Sabtu (5/4/2014).
"Mengingat bahwa pelaku penembakan sudah tewas, ada kemungkinan bahwa kita tidak akan pernah tahu tepatnya mengapa pelaku melakukan penembakan tersebut," imbuhnya.
Sekitar 150 penyidik, termasuk agen FBI tengah berusaha mencari tahu hal apa yang memicu Lopez melakukan penembakan brutal tersebut. Hingga kini sudah lebih dari 900 saksi mata yang dimintai keterangan. Namun motif utama belum juga terkuak.
Lopez yang aslinya berasal dari Puerto Rico ini diketahui sempat ditugaskan di Irak selama 4 bulan pada tahun 2011 lalu. Dia juga diketahui mengalami gangguan depresi dan kecemasan serta masih menjalani pengobatan atas gangguan kesehatannya tersebut.
(nvc/fjr)