Saat penembakan terjadi, para demonstran tersebut tengah dalam perjalanan pulang usai mengikuti aksi unjuk rasa di sebuah kompleks pemerintah di sebelah utara Bangkok. Mereka merupakan pendukung sebuah faksi gerakan oposisi.
Seorang pria berumur 52 tahun tewas akibat penembakan tersebut. Empat demonstran lainnya terluka. Demikian disampaikan pusat emergensi Erawan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (1/4/2014).
"Menurut informasi intelijen awal kami, ini pastinya melibatkan politik," kata Paradorn Pattanatabut, penasihat keamanan Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra.
"Sulit untuk mengendalikan situasi," imbuhnya.
Beberapa bulan terakhir, Thailand telah diguncang serangkaian serangan granat dan penembakan, yang kebanyakan menargetkan para demonstran. Sebanyak 24 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat rentetan serangan tersebut.
Kekerasan mereda sejak aksi-aksi demo mulai berkurang pada awal Maret lalu. Namun belakangan ini, aksi-aksi demo antipemerintah kembali marak. Para demonstran terus menuntut pengunduran diri PM Yingluck agar terbentuk pemerintahan interim terpilih yang akan mengawasi reformasi, yang bertujuan untuk mengakhiri dominasi politik keluarga Shinawatra.
(ita/nrl)