Menteri Luar Negeri Singapura K. Shanmugam juga mengatakan, negara-negara Asia Tenggara telah membantu semampu mereka pada awal-awal pencarian MH370. Namun mereka kekurangan sumber daya yang diperlukan untuk memberikan bantuan berskala besar.
"Saya pikir sebagian kritikan-kritikan itu tidak adil," kata Shanmugam di depan Asosiasi Koresponden Asing di Singapura seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (28/3/2014).
Petinggi negeri Singa itu menyebut hilangnya MH370 sebagai "situasi paling tidak biasa, paling aneh".
Shanmugam pun mengatakan, negara-negara tetangga Malaysia di Asia Tenggara telah merespons dengan baik atas peristiwa tragis MH370. Namun negara-negara tersebut tidak memiliki aset-aset seperti yang dimiliki Amerika Serikat, China dan lainnya.
"Saya pikir pastinya niat sangat kuat untuk bekerja sama. Namun untuk melakukan hal seperti ini, kami juga butuh aset-aset dan sumber daya," imbuhnya.
Malaysia telah mendapat kritikan dari berbagai pihak, khususnya media China dan keluarga para penumpang MH370 asal China. Pemerintah Malaysia dituding tidak kompeten dan bahkan menutup-nutupi peristiwa hilangnya pesawat Boeing 777-200ER tersebut.
Pemerintah China pun telah menyerukan Malaysia untuk lebih transparan dalam penyelidikan atas insiden tragis tersebut. Seperti diketahui, di awal-awal konferensi pers setelah pesawat hilang pada 8 Maret lalu, pejabat-pejabat Malaysia beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang bertolak belakang satu sama lain, sehingga menimbulkan kebingungan publik.
(ita/ita)