Area Pencarian MH370 Dekat Gunung Api Bawah Laut di Samudera Hindia

Area Pencarian MH370 Dekat Gunung Api Bawah Laut di Samudera Hindia

- detikNews
Rabu, 26 Mar 2014 12:59 WIB
Kapal Australia HMAS Success yang terus melakukan pencarian MH370 (Reuters)
Perth - Operasi pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang difokuskan di Samudera Hindia bagian selatan tampaknya akan semakin sulit. Hal ini setelah ahli geologi kelautan meyakini bahwa sejumlah puing diduga MH370 berada di atas gugusan gunung api bawah laut.

Parahnya lagi, area dasar laut di lokasi tersebut sangat rumit dan belum dipetakan. Demikian seperti disampaikan ahli geologi kelautan asal Australia, Robin Beaman, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Rabu (26/3/2014).

Menurut Beaman, sangat sedikit area dasar laut di Samudera Hindia bagian selatan, termasuk yang kini menjadi lokasi pencarian MH370, yang telah dipetakan secara detail. Diperlukan pemetaan tiga dimensi yang ekstensif untuk menemukan puing atau bangkai di dasar laut tersebut. Untuk memetakannya, diperlukan kapal yang dilengkapi multibeam echo sounders, yang mampu mengirimkan gelombang suara dalam bentuk seperti hembusan, kemudian kembali lagi ke dasar laut tepat di bawah kapal dan kedua sisinya, membentuk pola yang disebut 'swath'.

Australia memiliki satu kapal dengan kemampuan tersebut, yakni RV Southern Surveyor yang mampu melakukan pemetaan sedalam 3.000 meter, yang merupakan kedalaman rata-rata area pencarian MH370. Namun sayangnya kapal tersebut sudah dipensiunkan sejak Desember 2013 lalu. Kapal pengganti RV Southern Surveyor masih belum bisa digunakan setelah dirakit di Singapura dan harus menjalani pemeriksaan laut terlebih dahulu.

"Ini memang waktu yang tidak tepat. Australia sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk memetakan kedalaman tersebut," ucap Dr Beaman yang merupakan dosen dari James Cook University ini.

Lebih lanjut, Dr Beaman menjelaskan, puing diduga MH370 yang pertama tertangkap satelit AS, DigitalGlobe pada 16 Maret lalu hanya berjarak 60 kilometer barat daya zona aktif Southeast Indian Ridge, yang merupakan gugusan gunung api bawah laut yang membentang mulai dari barat daya Australia hingga ke Selandia baru.

Sedangkan obyek diduga MH370 lainnya yang dilihat pesawat China di Samudera Hindia, berlokasi sejauh 180 kilometer barat daya Southeast Indian Ridge. Masih menurut Dr Beaman, obyek diduga MH370 yang dilihat pesawat Australia pada Senin (24/3) kemarin berada di lokasi sejauh 200 kilometer timur laut Southeast Indian Ridge.

"Lereng gugusan gunung api tersebut, yang kemungkinan besar menjadi zona kecelakaan, belum pernah dipetakan secara visual terlepas dari permukaan yang ganjil," terangnya.

Bentuk permukaan dasar laut yang kompleks pada punggung laut tersebut dengan puncaknya bisa mencapai tinggi puluhan meter, menurut Beaman, akan mempersulit pencarian puing apapun tanpa adanya grafik dan kendaraan bawah laut yang baik. "Ini semua harus dipetakan ulang, tidak perlu diragukan lagi," tegasnya.

Pernah ada kelompok yang melakukan survei dasar laut di wilayah tersebut, namun itu terjadi sekitar 20 tahun lalu dan tentunya menggunakan teknologi yang sudah ketinggalan zaman. Salah satu survei memetakan area selebar 70 kilometer, sedangkan sebuah survei lainnya memetakan area selebar 10-20 kilometer saja.

"Sangat tidak mungkin jika puing-puing (diduga MH370) jatuh ke zona selebar 10-20 kilometer tersebut," tandas Beaman.


(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads