Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi menuturkan, ahli forensik komputer terus bekerja untuk mengembalikan data-data yang dihapus tersebut. Data-data yang dihapus tersebut merupakan data baru dan diyakini bisa membantu penyelidikan hilangnya MAS MH370.
Namun demikian, Ahmad menyatakan bahwa kepolisian tidak lantas menuding pilot MAS MH370 Kapten Zaharie Ahmad Shah melakukan sabotase. Hal ini juga tidak dimaksudkan untuk menekan keluarga Kapten Zaharie.
Menurut Ahmad, hal ini justru memicu polisi untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh dan semakin intensif. Demikian seperti dilansir New Straits Times, Rabu (19/3/2014).
"Polisi telah mengundang sejumlah operator Boeing 777 dan juga pihak-pihak yang ahli dalam simulator penerbangan, demikian juga dengan pelaku profesional IT (Information Technology) untuk membantu penyelidikan ini," jelas Ahmad.
Ahmad Zahid menambahkan, pihaknya akan menggelar pertemuan dengan pihak-pihak terkait dalam waktu dekat, khusus untuk membahas protokol keamanan di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) dan sejumlah bandara lainnya.
Sebelumnya diungkapkan oleh seorang sumber yang mengetahui penyelidikan ini, pilot MAS MH370 pernah mempelajari sejumlah landasan yang ada di beberapa negara Asia Selatan dan juga landasan militer Amerika Serikat.
Media setempat, Berita Harian melaporkan bahwa simulator penerbangan yang disita dari rumah Kapten Zaharie menunjukkan adanya software lima landasan penerbangan berbeda, yakni Bandara Internasional Male di Maladewa, lalu tiga bandara di India dan Sri Lanka, dan sebuah bandara milik pangkalan militer AS di Diego Garcia. Seluruh landasan pacu tersebut memiliki panjang hingga 1.000 meter.
Kepolisian Malaysia menyita simulator penerbangan tersebut dari rumah Kapten Zaharie pada Sabtu (15/3) lalu. Oleh polisi, simulator tersebut kemudian disusun kembali di markas kepolisian federal di Bukit Aman dan kemudian diperiksa oleh ahli khusus penerbangan.
(nvc/ita)











































